Masih rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat mengenai asi. Tidak sedikit ibu yang masih membuang kolostrum karena dianggap kotor sehingga perlu dibuang. Selain itu, kebiasaan memberikan makanan secara dini pada sebagian masyarakat juga menjadi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif yang dapat menyebabkan stunting. Prevalensi stunting di Provinsi Riau yaitu 22,3% dan angka ini masih berada dibawah capaian nasional yakni 24,4%. Kota Pekanbaru memiliki kasus stunting sebesar 11%. Salah satu puskesmas di Kota Pekanbaru yaitu Puskesmas Melur dengan angka kejadian stunting yaitu 19,2%. Tujuan dari kegiatan pengabmas ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nenek asi tentang pemberian asi eksklusif. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari s/d Agustus 2024, khalayak sasaran adalah nenek dan ibu hamil berjumlah 30 orang. Pelaksanakan kegiatan ada tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil yang didapat pengetahuan responden sebelum diberikan intervensi sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 25 orang (83,3%). Sedangkan setelah diberikan intervensi selama 5 kali pertemuan pengetahuan responden sebagian besar mempunyai pengetahuan Baik sebanyak 18 orang (60%). Keterampilan responden sebelum diberikan intervensi sebagian besar mempunyai keterampilan kurang sebanyak 16 orang (53,3%), sedangkan setelah diberikan intervensi sebagian besar responden mempunyai keterampilan baik sebanyak 22 orang (73,3%). Kegiatan pengabdian ini memberikan hasil pemahaman yang lebih baik kepada nenek-nenek tentang pentingnya peran mereka dalam mendukung pemberian ASI eksklusif kepada cucu mereka. Nenek sebagai figur penting dalam keluarga.