Dismenore primer adalah nyeri yang terjadi selama siklus menstruasi tanpa adanya kelainan organik yang mendasari. Remaja putri menjadi kelompok yang rentan mengalami kondisi ini, terutama bagi mereka yang memiliki kebiasaan olahraga yang rendah. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa lebih dari 90% siswi di SMAN 1 Pebayuran mengalami dismenore primer, yang dapat mengganggu aktivitas harian dan kualitas hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara rutinitas olahraga dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri usia pertengahan di SMAN 1 Pebayuran. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif analitik dengan desain cross-sectional. Sampel terdiri dari 185 siswi, yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling dari populasi sebanyak 344 siswi. Data dikumpulkan melalui kuesioner mengenai rutinitas olahraga dan kejadian dismenore primer. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 173 siswi (93,5%) mengalami dismenore primer, dan sebagian besar memiliki kebiasaan olahraga dengan intensitas jarang (170 siswi, 91,9%). Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara rutinitas olahraga dengan kejadian dismenore primer (p-value = 0,000; p < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, terdapat hubungan antara rutinitas olahraga dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri usia pertengahan. Oleh karena itu, meningkatkan rutinitas olahraga dapat menjadi salah satu strategi untuk mengurangi risiko dismenore primer dan meningkatkan kualitas hidup remaja putri.