Angka kematian ibu yang masih tinggi di Indonesia, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup, menunjukkan bahwa kesehatan reproduksi belum menjadi perhatian utama, khususnya bagi calon pengantin. Rendahnya kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya edukasi pranikah mengindikasikan perlunya intervensi yang lebih efektif. Edukasi pranikah merupakan salah satu strategi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan membentuk sikap positif dalam menghadapi kehidupan pernikahan serta merencanakan kehamilan secara sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap terhadap edukasi pranikah serta mengidentifikasi kendala implementasinya. Kajian ini menggunakan metode tinjauan pustaka sistematis berdasarkan pedoman PRISMA dengan penelusuran artikel dari lima basis data: PubMed, Scopus, Science Direct, Google Scholar, dan Portal Garuda. Kriteria inklusi meliputi artikel yang diterbitkan tahun 2020–2025, berbahasa Indonesia atau Inggris, merupakan studi primer, serta melibatkan responden calon pengantin dan mengukur variabel pengetahuan serta sikap terhadap edukasi pranikah. Dari sepuluh artikel yang direview, diketahui bahwa edukasi pranikah secara signifikan meningkatkan pengetahuan calon pengantin (p<0,05). Namun, perubahan sikap tidak selalu sejalan dengan peningkatan pengetahuan. Sikap lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku preventif seperti skrining pranikah (p=0,001), dibandingkan pengetahuan (p=0,009). Beberapa kendala yang ditemukan mencakup materi yang kurang komprehensif dan durasi edukasi yang belum sesuai standar. Kesimpulannya, edukasi pranikah harus dirancang secara transformatif agar mampu membentuk sikap positif serta mendorong perubahan perilaku yang mendukung kesehatan reproduksi.