Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit infeksi menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama di daerah dengan kondisi hunian padat dan ventilasi yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang pengaruh terhadap kejadian TB paru di Surabaya. Penelitian bersifat observasional dengan desain studi kasus-kontrol. Responden yang terlibat sebanyak 20 kasus dan 40 kontrol yang dipilih secara random dari daftar rekam medis dalam rentang bulan Oktober tahun 2023 hingga bulan Maret tahun 2024 dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Dr. Soetomo, Surabaya. Variabel yang dianalisis meliputi riwayat kontak satu ruangan, luas ventilasi, pencahayaan alami kamar, kepadatan hunian, suhu udara kamar, dan kelembapan udara kamar. Data dianalisis menggunakan regresi logistik untuk menentukan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas Dr.Soetomo, Surabaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa riwayat kontak satu rumah (p = 0,016; OR = 0,019), pencahayaan alami kamar (p = 0,006; OR = 21,675), dan kepadatan hunian (p = 0,027; OR = 7,135) memiliki pengaruh signifikan dengan kejadian TB paru. Sementara itu, suhu udara kamar, kelembapan udara kamar dan luas ventilasi tidak memiliki pengaruh signifikan dengan kejadian TB paru. Riwayat kontak serumah, pencahayaan alami, dan kepadatan hunian kamar tidur berpengaruh terhadap kejadian TB paru di Surabaya. Upaya promosi kesehatan yang perlu diberikan adalah menjaga kondisi lingkungan kamar agar memiliki ventilasi, pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik, sebaiknya kamar juga dihuni oleh maksimal 2 orang dewasa dan dibersihkan setiap hari.