Donor darah merupakan upaya penting dalam pelayanan kesehatan, namun partisipasi masyarakat masih rendah di beberapa wilayah termasuk Kelurahan Bencongan, Palem Semi, Tangerang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kesediaan calon pendonor dalam mengikuti kegiatan donor darah. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 70 responden menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan secara deskriptif, korelasional (uji chi-square), dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum pernah melakukan donor darah (68,6%), serta mayoritas tidak mengetahui syarat (67,1%) maupun manfaat donor darah (64,3%). Faktor pengetahuan dan sikap terbukti memiliki hubungan signifikan terhadap kesediaan mendonorkan darah (masing-masing p = 0,015 dan p = 0,002). Responden dengan pengetahuan baik memiliki peluang 2,75 kali lebih besar untuk bersedia donor, dan sikap positif meningkatkan kemungkinan hingga 3,9 kali. Hambatan utama yang ditemukan adalah rasa takut terhadap jarum suntik (51,4%), tidak memenuhi syarat (20%), serta ketidaktahuan atau kurangnya waktu. Sebagian besar informasi diperoleh dari media sosial (90%), bukan dari petugas kesehatan. Motivasi tertinggi berasal dari insentif (49,3%) dan dukungan sosial (31,9%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sikap dan pengetahuan menjadi faktor dominan yang memengaruhi kesediaan calon pendonor, lebih besar dibandingkan faktor demografi. Edukasi, promosi berbasis komunitas, dan keterlibatan tenaga kesehatan perlu dioptimalkan guna meningkatkan partisipasi donor darah secara berkelanjutan.