Kemampuan pembentukan biofilm Acinetobacter baumannii pada endotracheal tube (ETT) meningkatkan resistensi antibiotik dan risiko ventilator-associated pneumonia. Penanganan biofilm bakteri saat ini menunjukkan hasil yang belum optimal dan efek samping. Daun sirih hijau (Piper betle) dan sirih merah (Piper crocatum) berpotensi menghambat pembentukan biofilm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efek anti-biofilm ekstrak metanolik daun sirih hijau dan sirih merah terhadap A. baumannii pada ETT. Identifikasi pembentukan biofilm dari A. baumannii pada ETT dilakukan dengan metode tissue culture plate. Penentuan nilai optical density (OD) dari ekstrak metanolik daun sirih hijau serta sirih merah berbagai dosis (25 mg/mL, 50 mg/mL, 75 mg/mL, 100 mg/mL, 125 mg/mL, dan 150 mg/mL), dilakukan menggunakan micro-ELISA auto reader dengan panjang gelombang 570 nm. Hasil cut-off value dari OD570 pada kelompok kontrol negatif sebesar 0,944 pada sirih hijau serta 1,103 pada sirih merah. Kelompok kontrol positif menunjukkan formasi biofilm lemah pada sirih hijau dan formasi biofilm dan sedang pada sirih merah. Kelompok intervensi memiliki minimum biofilm inhibitory concentration (MBIC) yaitu dosis 125 mg/mL ada sirih hijau dan 75 mg/mL pada sirih merah. Peningkatan dosis ekstrak metanolik daun sirih memiliki korelasi yang kuat dan signifikan dengan nilai OD, baik pada sirih hijau (r = 0,986, p = 0,000) maupun sirih merah (r = 0,880, p = 0,002). Ekstrak metanolik daun sirih merah memiliki efek antibiofilm yang lebih tinggi terhadap A. baumannii pada ETT dibandingkan dengan sirih hijau.