Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsepsi siswa sekolah dasar terhadap konsep gaya dan gerak serta mengidentifikasi miskonsepsi yang muncul dalam proses pembelajaran. Studi dilakukan di tiga sekolah dasar di Medan: SDN 106162 Medan Estate, Yayasan Pendidikan Islam Addini, dan SD Pelangi, dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara guru, observasi kelas, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki miskonsepsi umum, seperti keyakinan bahwa gaya selalu menyebabkan gerakan, benda berat jatuh lebih cepat, serta ketidakmampuan memahami gaya non-kontak seperti gravitasi dan magnetisme. Pembelajaran berbasis eksperimen sederhana, pendekatan kontekstual, dan penggunaan alat peraga terbukti efektif dalam membantu siswa merevisi pemahaman yang keliru. Guru memainkan peran kunci dalam memfasilitasi pengalaman belajar yang bermakna, dengan memanfaatkan eksperimen langsung, analogi kehidupan sehari-hari, serta teknologi pembelajaran seperti simulasi digital. Temuan ini menegaskan pentingnya penguatan kompetensi pedagogis guru serta penyediaan media pembelajaran yang memadai untuk mendukung pembelajaran IPA yang eksploratif dan reflektif. Dengan pendekatan yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa, pemahaman konseptual mereka terhadap gaya dan gerak dapat dibangun secara lebih mendalam sejak dini.