Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kadar Carcinoembryonic Antigen dan CD4+ pada Pasien Kanker Paru Jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil Sebelum dilakukan Kemoterapi Carcinoembryonic Antigen and CD4+ Levels in Patients with Non-Small Cell Carcinoma Lung Cancer Before Chemotherapy Beruat, Andry Elisa; Novisari Soeroso, Noni; Putra Tarigan, Setia; Chairani Eyanoer, Putri
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kanker dengan tingkat kematian tinggi adalah kanker paru-paru, yang menyumbang rata-rata 13% dari semua kasus kanker yang baru didiagnosis. Antigen karsinoembriogenik (CEA) adalah salah satu penanda yang dapat digunakan untuk penanda prognostik, prediktor kemanjuran untuk Terapi Bertarget atau kemoterapi, dan penanda kekambuhan pasca operasi dan metastasis. Kekebalan antikanker tergantung pada aktivitas dan interaksi sistem kekebalan bawaan dan adaptif. Penanda tumor adalah zat yang dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan yang terjadi akibat kanker. Salah satu penanda tumor yang digunakan adalah antigen karsinoembriogenik (CEA). Cluster Of Differentiation 4 (CD4+) adalah sel polifungsi yang merupakan lengan kedua kekebalan sel T adaptif di sepanjang garis keturunan Cytotoxic Lymphocyte T (CTL). Sel T CD4+ berdiferensiasi menjadi salah satu dari beberapa subtipe fungsional sebagai respons terhadap sinyal yang masuk. Tujuan: Untuk menentukan nilai kadar CEA dan CD4 pada pasien dengan NSCLC. Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan pengumpulan darah pada pasien dengan NSCLC. Hasil: Sebagian besar pasien kanker paru-paru berusia 41-60 tahun (55%). Sebagian besar pasien NSCLC adalah laki-laki sebanyak 20 orang (100%). Berdasarkan jenis histologi, sebagian besar pasien NSCLC adalah kanker paru-paru tipe adenokarsinoma sebanyak 12 (60%), 7 (35%) kanker paru-paru jenis karsinoma sel skuamosa dan hanya 1 (5%) kanker paru-paru tipe karsinoma sel besar. Kadar CEA pasien NSCLC menunjukkan peningkatan kisaran abnormal 3 sampel (15%), kadar CD4+ pasien NSCLC menunjukkan peningkatan kisaran abnormal 1 sampel (5%).
Penilaian Cyfra 21-1 dan Cd8 pada NSCLC: Implikasi untuk Kemoterapi dan Prognosis di Medan Faiz Tanjung, Muhammad; Novisari Soeroso, Noni; Putra Tarigan, Setia
Public Health and Safety International Journal Vol. 5 No. 01 (2025): Public Health and Safety International Journal (PHASIJ)
Publisher : YCMM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55642/phasij.v5i01.987

Abstract

Kanker paru, khususnya Kanker Paru Non-Small Cell (NSCLC), merupakan penyebab utama kematian akibat kanker di seluruh dunia. NSCLC stadium lanjut sering kali diobati dengan kemoterapi, sehingga pemahaman tentang biomarker sangat penting untuk prognosis dan respons pengobatan. Biomarker seperti CYFRA 21-1 dan CD8 sangat penting dalam menilai karakteristik tumor, respons imun, dan prognosis secara keseluruhan pada pasien NSCLC. Penelitian ini mengevaluasi implikasi klinis CYFRA 21-1 dan CD8 pada pasien NSCLC yang menjalani kemoterapi di Medan, Indonesia. Penelitian deskriptif observasional dilakukan terhadap 20 pasien NSCLC dari RSUP H. Adam Malik, RSUP Prof. Chairuddin P. Lubis, dan RS St. Dengan menggunakan total sampling, kadar CYFRA 21-1 dan CD8 dinilai. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 26. Hasil: Penelitian ini menemukan bahwa semua peserta adalah laki-laki, dengan 55% berusia di atas 60 tahun. Adenokarsinoma adalah subtipe yang paling umum (60%), dan 70% pasien didiagnosis pada stadium IV A. Kadar CD8 menunjukkan rentang yang luas, yang menunjukkan respons imun yang bervariasi. Sebaliknya, tingkat CYFRA 21-1 menyoroti potensinya dalam memprediksi perkembangan penyakit. Studi ini menggarisbawahi pentingnya CYFRA 21-1 dan CD8 dalam menilai tingkat keparahan penyakit dan memandu strategi terapeutik, yang berpotensi meningkatkan hasil klinis dalam pengobatan NSCLC.
Adverse Event Of Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI) Treatment In Medan Among Pulmonary Adenocarcinoma: Focus On Non-Hematologic Toxicity Wulandari Harahap, Putri; Putra Tarigan, Setia; Novisari Soeroso, Noni
International Journal of Health and Pharmaceutical (IJHP) Vol. 5 No. 3 (2025): August 2025 (Indonesia - Malaysia)
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijhp.v5i3.429

Abstract

This study aims to compare the non-hematological toxicities of first and second-generation Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) Tyrosine Kinase Inhibitors (TKIs) in pulmonary adenocarcinoma patients with positive EGFR mutations in Medan. Utilizing a retrospective cross-sectional design, data were collected from medical records of 66 patients at three hospitals between January 2017 and December 2022. The study population included all patients meeting the specific criteria, and a total sampling technique was used. The collected data on demographics and non-hematological side effects were analyzed using the SPSS program, with the Kolmogorov-Smirnov and chi-square tests. The results indicate that second-generation TKIs exhibit lower non-hematological toxicities, specifically for skin rash, stomatitis, and diarrhea, compared to first-generation TKIs. However, a significant association was found between second-generation TKIs and a higher incidence of paronychia. All observed side effects were low-grade. The study's limitations include its retrospective nature and focus on non-hematological toxicities. Future research should investigate the toxicity profiles of second-generation TKIs further, including hematological side effects.
Kadar Carcinoembryonic Antigen dan CD4+ pada Pasien Kanker Paru Jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil Sebelum dilakukan Kemoterapi Carcinoembryonic Antigen and CD4+ Levels in Patients with Non-Small Cell Carcinoma Lung Cancer Before Chemotherapy Beruat, Andry Elisa; Novisari Soeroso, Noni; Putra Tarigan, Setia; Chairani Eyanoer, Putri
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/.v7i2.375

Abstract

Salah satu kanker dengan tingkat kematian tinggi adalah kanker paru-paru, yang menyumbang rata-rata 13% dari semua kasus kanker yang baru didiagnosis. Antigen karsinoembriogenik (CEA) adalah salah satu penanda yang dapat digunakan untuk penanda prognostik, prediktor kemanjuran untuk Terapi Bertarget atau kemoterapi, dan penanda kekambuhan pasca operasi dan metastasis. Kekebalan antikanker tergantung pada aktivitas dan interaksi sistem kekebalan bawaan dan adaptif. Penanda tumor adalah zat yang dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan yang terjadi akibat kanker. Salah satu penanda tumor yang digunakan adalah antigen karsinoembriogenik (CEA). Cluster Of Differentiation 4 (CD4+) adalah sel polifungsi yang merupakan lengan kedua kekebalan sel T adaptif di sepanjang garis keturunan Cytotoxic Lymphocyte T (CTL). Sel T CD4+ berdiferensiasi menjadi salah satu dari beberapa subtipe fungsional sebagai respons terhadap sinyal yang masuk. Tujuan: Untuk menentukan nilai kadar CEA dan CD4 pada pasien dengan NSCLC. Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan pengumpulan darah pada pasien dengan NSCLC. Hasil: Sebagian besar pasien kanker paru-paru berusia 41-60 tahun (55%). Sebagian besar pasien NSCLC adalah laki-laki sebanyak 20 orang (100%). Berdasarkan jenis histologi, sebagian besar pasien NSCLC adalah kanker paru-paru tipe adenokarsinoma sebanyak 12 (60%), 7 (35%) kanker paru-paru jenis karsinoma sel skuamosa dan hanya 1 (5%) kanker paru-paru tipe karsinoma sel besar. Kadar CEA pasien NSCLC menunjukkan peningkatan kisaran abnormal 3 sampel (15%), kadar CD4+ pasien NSCLC menunjukkan peningkatan kisaran abnormal 1 sampel (5%).