Penelitian ini memiliki dua signifikansi yaitu secara praktis dan secara teoritis. Secara toritis dapat menjadi salah satu bahan kajian bagi pengamat, akademisi, dan ahli dalam bidang pendidikan dan kebudayaan tentang Manajemen Kurikulum Muatan Lokal Budaya Banyumasan. Secara praktis dapat menjadi sumber evaluasi bagi pemangku kebijakan, terutama dinas pendidikan, kepala sekolah dan guru dalam mengelola kurikulum muatan lokal budaya banyumasan. Penelitian ini juga dapat menjadi prototipe bagi dinas pendidikan di daerah lain untuk melestarikan budaya lokalnya. Penelitian ini juga memberikan kontribusi tentang manjemen kurikulum muatan lokal budaya Banyumasan bagi sekolah atau madrasah di bawah naungan Dinas Pendidikan maupun di bawah naungan Kementerian Agama yang berada di wilayah Penginyongan yang meliputi Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Kebumen. Dalam rangka mengkonstruk pengetahuan dan melestarikan Budaya Banyumasan, sebaiknya sekolah atau madrasah memasukan Budaya Banyumasan ke dalam kurikulum muatan lokal. Hasil penelitian menunjukan bahwa kearifan lokal yang diajarkan di SD Negeri 2 Grendeng melipiti; tata krama dalam keluarga, Makanan Khas Banyumas “Cimplung”, Permainan Tradisional banyumas “Unclang gelang dan Lewok”, Kesenian Tradisional Banyumas “Lengger”, Perkakas Dapur Tradisional Banyumas, Tata Krama dalam Keluarga (II), Babad Purwokerto dan Babad Baturraden, Tokoh Pewayangan Panakawan, Cagar Budaya “ Museum Jenderal Soedirman” dan “ Museum BRI”. Kata kunci:Pelaksanaan kurikulum, muatan lokal, budaya banyumasan