Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Bungkak nyuh gading sebagai tamba perspektif usada: Bungkak nyuh gading as a perspective from usada Dirgayasa, Pande Nyoman Selamet
Widya Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2024): Widya Kesehatan
Publisher : Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyakesehatan.v6i2.6744

Abstract

Kelapa gading (Cocos nucifera Linn “Gading”) dalam Ayurveda disebut dengan Nariketa Udakha termasuk golongan tanaman Vanaspatya (berbunga dan berbuah). Buah kelapa/Nariketa termasuk kedalam Osadhi (tanaman obat). Tradisi kearifan lokal di Bali telah memiliki sistem pengobatan berupa usada dan tertulis pada naskah berupa Lontar Usada. Bungkak nyuh gading tidak hanya digunakan sebagai sarana yadnya saja, melainkan digunakan sebagai sarana obat tamba secara turun temurun untuk mengatasi penyakit niskala (adhidaiwika dukha). Penelitian ini dilakukan di kediaman pengobat tradisional Bali (balian) yang terletak di Kabupaten Gianyar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui digunakannya bungkak nyuh gading sebagai obat, khusunya untuk obat tamba niskala. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan meggunakan teori fenomenologi dan fungsional struktural. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa bungkak nyuh gading dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit niskala (adhidaiwika dukha), pembersihan (sauca) dan pralina penyakit, karena adanya kepercayaan masyarakat serta sifat dari bungkak nyuh gading yaitu bersifat sita guna (dingin), tis (sejuk). Tata cara penggunaan bungkak nyuh gading oleh pengobat tradidional Bali sebagai tamba dengan ritual (1) matur piuning, (2) wawancara riwayat sakit dan diagnosa, (4) proses pengobatan, (5) sembahyang menghaturkan terimakasih. Serta implikasi pemanfaatan dari digunakannya bungkak nyuh gading sebagai obat adalah dapat menenangkan pikiran, melancarkan sistem pencernaan, dan mengontrol tensi dan tubuh menjadi sehat dan bugar.
Formulation of the Balm Aromatherapy Combination Using the Essential Oils Ocimum basilicum L. and Cymbopogon citratus DC Cahyaningrum, Putu Lakustini; Suta, Ida Bagus Putra; Sudiartawan, I Putu; Saraswati, Ida Ayu Asri Diva; Dirgayasa, Pande Nyoman Selamet
Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry Vol. 8 No. 1 (2024): J. Trop. Pharm. Chem.
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia, 75117, Gedung Administrasi Fakultas Farmasi Jl. Penajam, Kampus UNMUL Gunung Kelua, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jtpc.v8i1.518

Abstract

This study aimed to analyze the formulation of an aromatherapy balm composed of the essential oils O. basilicum L. and C. citratus DC. Experimental research design involving the compilation of five balm formulations at concentrations of 0, 5, 10, 15, and 20%. For four months, balm formulations were made, and physical, chemical, and microbiological tests were carried out, which were further analyzed descriptively. The findings showed that the yield of essential oils obtained from distillation reached 0.19% w/v (O. basilicum L.) and 0.24% w/v (C. citratus DC). All formulations at concentrations of 0, 5, 10, 15, and 20% passed the organoleptic tests for topical dosage balms. This means that they were semisolid, smelled like essential oils, and were yellowish-brown based on the raw materials. The balm is completely homogeneous; there are no granules, and the color is evenly spread throughout the smear. The pH for the topical preparations ranged from 6–7, the dispersion power ranged from 5.02–6.10, and the adhesion ratio ranged from 2–6 depending on the concentration. Microbiological testing revealed that the aromatherapy balm was free of S. aureus and P. aeruginosa bacteria.