Pendidikan anak usia dini (PAUD) memegang peran penting dalam menanamkan nilai-nilai dasar, termasuk kepedulian terhadap lingkungan dan pelestarian budaya lokal. Namun, banyak lembaga PAUD, khususnya di daerah pedesaan seperti RA Bakti Telang Bangkalan, menghadapi tantangan berupa keterbatasan kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran yang mendidik, dialogis, dan berbasis lingkungan serta kurangnya fasilitas pendukung. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di RA Bakti Telang Bangkalan. Program ini menjawab tantangan: keterbatasan kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran yang mendidik, dialogis, dan berbasis lingkungan serta kurangnya fasilitas yang mendukung pembelajaran berbasis lingkungan. Sistem Taneyan Lanjhang mengintegrasikan kearifan lokal pertanian ke dalam lingkungan pendidikan dengan memanfaatkan pekarangan sekolah untuk berbagai aktivitas pembelajaran. Metode yang digunakan meliputi perancangan partisipatif, pelatihan guru, dan pendampingan berkelanjutan. Hasilnya menunjukkan semua guru (100%) mampu melakukan pembelajaran yang mendidik dan dialogis berbasis lingkungan, semua guru (100%) mampu memanfaatkan educational laboratory dalam pembelajaran, seluruh komponen (100%) pengisi educational laboratory pendukung kearifan lokal berbasis pertanian dengan sistem pola tanam Taneyan Lanjhang telah ada, dan seluruh komponen (100%) pengisi educational laboratory bentuk fasilitas pendukung pembelajaran berbasis konservasi alam telah ada. Educational laboratory ini berfungsi sebagai media untuk mengajarkan nilai-nilai konservasi budaya dan lingkungan kepada anak-anak. Kegiatan ini berkontribusi pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di Bangkalan, berhasil meningkatkan kapasitas guru dan menghadirkan laboratorium edukatif berbasis kearifan lokal Taneyan Lanjhang. Sehingga program layak direplikasi.