Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU TERHADAP KUAT TARIK LEATHER KANGKUNG DAN OPTIMASINYA (Influence Of Composition And Temperature Against The Strong Pull Of Leather Ipomoea Reptans Poir And Optimization) Amir, Ach. Faizal; Fakhry, Muhammad; Purwandari, Umi
REKAPANGAN Vol 10, No 2 (2016): REKAPANGAN
Publisher : UPN VETERAN JAWA TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKFruit leather merupakan makanan ringan yang berbentuk lembaran tipismempunyai tekstur sedikit liat dan mudah digulung. Penelitian ini bertujuan untukmengkaji pengaruh komposisi dan suhu terhadap kuat tarik leather kangkung.Penelitian ini menggunakan Response Surface Methodology (RSM) dengan 3 faktoryaitu kadar pektin, asam sitrat dan suhu dan 5 level masing-masing faktor, yaitudengan kadar pektin 4, 6, 8, 10, 12%, asam sitrat 0,1, 0,2, 0,3, 0,4, 0,5% dan suhu 50,55, 60, 65, 70oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai kadar pektinmaka akan tinggi nilai kuat tarik, penambahan asam sitrat juga menambah kuat tarik.Semakin tinggi suhu maka akan mempengaruhi tekstur kekerasan. Optimum kuat tarikleather kangkung adalah 0,7170 kg.force dengan kadar pektin sebanyak 7,3986%,asam sitrat 0,2896% dan suhu 50,0oC dengan nilai composite desirability d = 0,05515.Kata Kunci : Kangkung, Leather, Pektin, Asam Sitrat, Suhu, (RSM).ABSTRACTFruit leather is snacks in the shape of a thin sheet, e.astic texture and easilyrolled. This research assessed the influence of composition and temperature on thetensile strength of water spinach (Ipomoea reptans Poir) leather. This researchemployed the Response Surface methodology (RSM) with the three factors, namelythe level of pectin, citric acid and temperature at 5 levels of each factor, with pectinlevels of 4, 6, 8, 10, 12%, citric acid 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5% and temperature of 50, 55,60, 65, 70oC. The results showed that the higher levels of pectin the higher tensilestrength. Similarly, pectin concentration also showed positive correlation on tensilestrength of the leather. Temperature significantly and positively affected tensilestrength. Optimum tensile strength of leather was 0.7170 kg.force with 7.3986% pectin,0.2896% citric acid and 50oC, with the value of the desirability of composite d =0.05515.Key words : Ipomoea reptan poir, leather, pectin, citric acid, tempetature (RSM).
PENGARUH PENAMBAHAN KAYU MANIS (CINNAMOMUM BURMANNII) TERHADAP KADAR AIR, pH, KETENGIKAN DAN TEKSTUR WINGKO SELAMA PENYIMPANAN Wahyudi, Imam; Purwandari, Umi
Jurnal Teknologi Pangan Vol 11, No 2: Desember 2017
Publisher : UPN VETERAN JAWA TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jtp.v11i2.894

Abstract

ABSTRAK Wingko merupakan kue semi basah tradisional khas Kabupaten Lamongan yang berbahan dasar parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula. Selama ini produk wingko sangat mudah untuk mengalami kerusakan. Kerusakan yang paling cepat adalah terjadinya proses ketengikan akibat oksidasi lemak yang berasal dari kelapa dan mentega. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah umur simpan wingko dengan menghambat proses oksidasi lemak menggunakan bubuk kayu manis sebagai antioksidan. Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF). Faktor yang digunakan adalah konsentrasi penambahan bubuk kayu manis dan lama penyimpanan. Konsentrasi kayu manis yang digunakan yaitu 0%, 0,25 %, 0,5 % dan 0,75 % sedangkan lama penyimpanan yang digunakan adalah 0, 3, 6 dan 9 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi kayu manis tidak berpengaruh nyata (P&ge;0,05) terhadap tingkat kadar air, pH, dan ketengikan wingko selama penyimpanan. Penambahan penambahan kayu manis berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap sebagian besar parameter tekstur wingko selama penyimpanan yaitu hardness, adhesiveness, springiness, cohesiveness, gumminess, dan chewiness. Sedangkan pada parameter resilience tidak berpengaruh nyata (P&ge;0,05). Lama penyimpanan tidak berpengaruh nyata (P&ge;0,05) terhadap kadar air, tetapi lama penyimpanan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai pH, nilai %FFA dan tekstur yang meliputi hardness, adhesiveness, springiness, cohesiveness, gumminess, chewiness dan resilience. Kaca kunci : wingko, pengawetan, antioksidan, kayu manis. DOI : https://doi.org/10.33005/jtp.v11i2.894
PROSPEK PENGOLAHAN MI BEBAS GLUTEN (GLUTEN FREE) DENGAN BAHAN DASAR TEPUNG KREKEL SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN SEHAT DI DESA LOGANDU, KECAMATAN KARANGGAYAM, KABUPATEN KEBUMEN Purwanti, Ery; Qomar, Umi Laelatul; Purwandari, Umi; Herniyatun, H
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 13, No 1 (2017): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v13i1.192

Abstract

Desa Logandu merupakan salah satu desa di Kecamatan Karanggayam yang menghasilkan singkong cukup besar dan mempunyai produk unggulan berupa oyek yang merupakan produk intermediate pengolahan singkong yang dikenal dengan istilah krekel. Tepung krekel tidak memiliki kadar gluten (gluten free) sehingga baik untuk pengidap autis, maupun penderita seliak dan memiliki kadar glukosa yang rendah sehingga baik sekali untuk penderita Diabetes Melitus. Untuk meningkatkan daya jual olahan produk singkong terutama tepung krekel perlu dikembangkan inovasi produk. Mi merupakan makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat baik dari yang tingkat ekonomi rendah maupun tinggi. Pembuatan mi dengan bahan dasar selain terigu  sudah mulai dikembangkan, hal ini dibuktikan dengan adanya mi yang terbuat dari tepung gatot (tepung yang berasal dari singkong yang sudah mengalami proses fermentasi) (Purwandari, 2014).Tujuan penelitian ini (1) Mengetahui potensi tepung krekel di Desa Logandu Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen (2) Mengetahui tekhnologi pembuatan mi bebas gluten  (gluten free) dengan bahan dasar tepung krekel dengan penambahan pasta sayuran (3) Membuat business plan  untuk mi bebas gluten (gluten free) dengan bahan dasar tepung krekel di Desa Logandu Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen.Metode penelitian menggunakan metode survey  dengan wawancara untuk mengetahui potensi tepung krekel serta pembuatan business plan dan eksperimental untuk pembuatan mi dari tepung krekel.Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa (1) Desa logandu Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen mempunyai potensi tepung krekel yang cukup besar dan bahan baku untuk pembuatan mi bodin tidak mengurangi bahan baku pembuatan oyek. (2) Tepung krekel dapat dibuat mi kering atau pun mi instan, dengan waktu masak yang lebih lama daripada mi gandum. Tingkat penerimaan mi kerekel di masyarakat masih harus dikembangkan lagi (3) Business plan melibatkan BUMdes sebagai pengelola, masyarakat sebagai penyedia bahan baku dan pemerintah daerah sebagai pembina serta pendukung (supporting) (4) Industri mi bebas gluten (Gluten free) di Desa Logandu, Kecamatan Karanggayam sangat prospektif untuk dikembangkan sebagai produk sehat lokal unggulan Kabupaten Kebumen
Analisis Produktivitas Produksi Jamur Kancing (Agaricus bisporus) dengan Metode Objective Matrix (OMAX) Asminah, Asminah; Mu’tamar, Mohammad Fuad Fauzul; Purwandari, Umi
Rekayasa Vol 8, No 1: April 2015
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.279 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v8i1.5351

Abstract

Jamur kancing (Agaricus bisporus) merupakan suatu tanaman yang saat ini sangat berkembang dan juga semakin pesat di Indonesia, oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran produktivitasnya. Produktivitas adalah perbandingan output terhadap input.tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil pengukuran produktivitas produksi jamur kancing dengan metode OMAX serta usulan perbaikan produktivitas di PT. XXX. Semakin tinggi skor produktivitas yang dicapai maka semakin baik pula produktivitas yang dicapai perusahaan.Langkah-langkah pengukuran OMAX terdiri dari penetapan kriteria,perhitungan rasio performance, penentuan skor 10, penentuan skor 3, penentuan nilai skor 0, penentuan produktivitas realistis, penentuan skor, bobot, nilai, dan penentuan indeks produktivitas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa produktivitas untuk masing-masing kriteria mengalami fluktuasi. Produktivitas terbaik yaitu kriteria bahan baku pada bulan Oktober dengan skor 5. Usulan perbaikan produktivitas dilakukan pada bulan November yang merupakan bulan selanjutnya dari periode yang diukur. Kata kunci : Jamur kancing (Agaricus bisporus), produktivitas, metode OMAX. Productivity Analysis of Cultivated Mushroom Production (Agaricus bisporus) with the Objective Matrix (OMAX) MethodAbstrakChampignon (Agaricus bisporus) production is a rapidly growing industry in Indonesia. This study aims to measure the productivity of champignon production using OMAX and to propose an improvement in productivity at PT XXX. The higher the score productivity achieved the better the productivity achieved by the company. The measures consist of the establishment of OMAX measurement criteria,  ratio calculation performance, the determination of the value of a score of 0,3, and 10. The determination of realistic productivity, scoring, weight, value, and the determination of productivity index. The results showed that the productivity of each criterion fluctuated. The highest productivity was in October with a score of 5, for raw material criteria. It was proposed to improve productivity in November.Keywords: Champignon mushrooms (Agaricus bisporus), productivity, OMAX method.
ANALISIS SIFAT FISIK DAGING SAPI TERDAMPAK LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI KENIKIR (Cosmos caudatus kunth) Rohmah Rohmah; Mohammad Fuad Fauzul Mu’tamar; Umi Purwandari
AGROINTEK Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v12i1.2894

Abstract

Beef is one of the most popular food commodities. Beef often has textural problems, especially when consumed. One method to improve the tenderness of beef is by enzymatic treatment. In some plants there are meat-eating enzymes. This study aims to determine the influence of leaves kenikir (cosmos caudatus kunth) against the tenderness of beef. The researchers used a complete randomized RAL design method with two factors each of the 3 levels of the first factor of leaf extract of kenikir with 25, 50, 75% concentration while the second factor was the immersion time of 15, 30 and 45 minutes. The test parameters included hardness, cooking shrinkage, power water tie and sensory (aroma, color, texture). The results showed that the texture test decreased the level of hardness of beef along with the increased concentration of the added leaves. Likewise with the long immersion, the longer the soaking results of the hardness of beef being tried further decreased.
PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PANCAKE DARI TEPUNG SUKUN Sitti Rosipah; Burhan Burhan; Umi Purwandari
AGROINTEK Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v7i1.2050

Abstract

Preference of food product is influenced by personal characteristics (age, sex,education, income, and nutrient knowledge), food characteristics (taste, shape, and texture) andalso surroundings characteristics (job, number of family, mobility, and season). Pancake hassome attributes such as texture, colour, taste, and aroma. These attributes will influenceconsumer likes. The aims of this research are to determine the attributes of consumerpreference appraisal and to know the order of consumer preference toward pancake made ofbreadfruit flour. The method used in this research is conjoint analysis. Attributes and theirlevel is determined by asking for some respondents (questionaire) to collect data of consumerpreference of this product. The results (measured by utility value) of this research are: texture(rather soft) 0,029; colour (golden yellow) 0,112; taste (sweet) 0,021; and aroma (usual) 0,566.The priority of consumer’s decision making toward pancake made of breadfruit are: aroma(49,745%), texture (19,925%), colour (19,628%), and taste (10,702%).
Production of Exopolysaccharides by Strains of Streptococcus thermophilus UMI PURWANDARI; TODOR VASILJEVIC
Microbiology Indonesia Vol. 4 No. 1 (2010): April 2010
Publisher : Indonesian Society for microbiology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3829.335 KB) | DOI: 10.5454/mi.4.1.8

Abstract

Two strains of Streptococcus thermophilus producing capsular and capsular-ropy exopolysaccharides (EPS) were examined for their growth and EPS production in M17 medium supplemented with glucose, galactose or lactose and incubated at 30, 37 or 42&deg;C for 24 hours. Growth parameters (viable cells, OD, lactate production, pH) and EPS production were determined. Flow behavior of the EPS dispersions was assessed as a function of concentration and temperature. Culture growth during incubation was affected by types of sugar, temperature and time. Growth was enhanced by glucose, lactose and higher incubation temperature. EPS concentration in the medium was greater in the presence of glucose and galactose. Despite the restricted growth conditions, the capsular strain produced comparable levels of EPS to the capsular-ropy strain even under sub-optimal incubation temperature
ANALISIS FINANSIAL PADA PRODUKSI ROTI TAWAR MENGGUNAKAN SUBSTITUSI TEPUNG UWI UNGU (Dioscorea alata L. var purpurea) Mohammad Osidani Aji Wijaya; Banun Diyah Probowati; Umi Purwandari
Rekayasa Vol 6, No 2: Oktober 2013
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.453 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v6i2.2090

Abstract

Roti tawar merupakan makanan yang populer, dengan bahan utama tepung terigu. Pembuatan roti tawar dengan pencampuran tepung uwi ungu sebagai bahan substitusi diharapkan menjadi satu inovasi produk baru, mengurangi penggunaan tepung terigu, meningkatkan penggunaan tepung lokal, dan menambah manfaat fungsional. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji analisis finansial berdasarkan NPV, IRR, B/C ratio, BEP, PBP, dan sensitivitas. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode full costing yang digunakan untuk penentuan harga pokok produksi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung terigu, tepung uwi ungu, gula, mentega, susu skim, gum arab, ragi, beaker bonus, garam, dan air. Hasil dari penelitian ini adalah NPV sebesar Rp 29.636.521,00, IRR sebesar 15 %, B/C ratio sebesar 1,11509, PBP sebesar  4,17 tahun, BEP sebesar 4.469 unit dan sensitivitas pada saat harga bahan naik 15 %, serta penurunan harga jual produk sebesar Rp 500,00. Kesimpulan dari penelitian ini adalah usaha pembuatan roti tawar uwi ungu layak untuk dilakukan.
Modeling and Optimising the Growth of Lasiodiplodia theobromae During Gathotan Fermentation UMI PURWANDARI; NOVIA NAVA; DARIMIYYA HIDAYATI
Microbiology Indonesia Vol. 8 No. 3 (2014): September 2014
Publisher : Indonesian Society for microbiology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.577 KB) | DOI: 10.5454/mi.8.3.4

Abstract

Gathotan is fungal fermented cassava, and a raw material for a Javanese snack called ‘gathot’. This type of food is now hardly to find, and the process of making gathotan is relatively lack of process control, leads to failure in process. To make gathotan, peeled cassava tubers are left on the ground or roof for several weeks or months until they become black inside an important characteristic of gathotan. This work aims to improve gathotan fermentation by optimizing fermentation process. The effect of incubation temperature and time, inoculum level, soaking time, and drying, on the growth of Lasiodiplodia theobromae, the main gathotan fungus, in cassava tubers was studied. Experimental design was set up according to response surface methodology. Five parameters measured were pH, titratable acidity, and fungal growth. Results showed that incubation temperature affected pH in linear (P<0.01) and quadratic functions (P<0.05). Titratable acidity was not affected by any treatment. Fungal growth was significantly affected by incubation time (P<0.01) or inoculum level (P<0.05), and interaction of several factors: incubation time and incubation temperature (P<0.05) or drying time (P<0.01). Optimization model indicated that incubation temperature at 34.5°C for 2.4 days, soaking for 26.4 hours, drying time of 3.7 hours at 40°C, and inoculum level of 2% resulted in maximum growth of L. theobromae in gathotan.
PENGARUH PENAMBAHAN TEMPE DAN TEPUNG TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN HEDONIK NUGGET NANGKA MUDA (Artocarpus heterophyllus LMK) Uswatun Hasanah; Millatul Ulya; Umi Purwandari
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 8 No. 3: July 2020
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2020.008.03.5

Abstract

Pemanfaatan nangka muda dalam pembuatan nugget yang dikombinasikan dengan bahan nabati menjadikan nugget nangka muda dapat dikonsumsi baik kalangan vegetarian maupun non vegetarian. Penambahan tempe dan tepung tapioka berfungsi untuk meningkatkan protein dan memperbaiki tekstur nugget nangka muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proporsi tempe, tapioka dan interaksi keduanya terhadap karakteristik fisikokimia dan hedonik nugget nangka muda. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui proporsi terbaik berdasarkan metode Comparative Performance Index (CPI). Penelitian ini menggunakan RAL 2 faktor yaitu proporsi tempe dan proporsi tapioka. Proporsi tempe yang digunakan yaitu 0 %, 10 %, 20 % dan 30 %. Sedangkan proporsi tapioka yang digunakan yaitu 10 % dan 20 %. Parameter uji pada penelitian ini antara lain kadar air, tekstur, kadar lemak, kadar protein dan uji hedonik. Hasil penelitian menunjukkan proporsi tempe berpengaruh nyata terhadap hardness, chewiness, kadar protein dan kadar lemak. Proporsi tapioka berpengaruh nyata terhadap kadar air, hardness, cohesiveness, springiness, gumminess, chewiness, kadar protein, kadar lemak dan tekstur (hedonik). Interaksi antara proporsi tempe dan tapioka berpengaruh terhadap kadar protein dan kadar lemak. Proporsi terbaik berdasarkan metode CPI adalah nugget dengan proporsi tempe 30 % dan tapioka 20 %. Kadar air, kadar protein dan kadar lemak nugget berturut-turut yaitu 36,75 %; 5,093 % dan 9,777 %.