Tingginya kebutuhan lahan untuk permukiman di Kecamatan Cimenyan, yang dipicu oleh pesatnya pertumbuhan penduduk, telah mendorong terjadinya alih fungsi lahan secara masif, termasuk pembangunan ilegal yang tidak sesuai dengan parameter kesesuaian lahan. Kondisi ini meningkatkan kerentanan wilayah terhadap bencana serta tekanan terhadap lingkungan. Pendekatan evaluasi kesesuaian lahan berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan untuk menganalisis tingkat kesesuaian lahan permukiman dengan mempertimbangkan aspek fisik wilayah serta kesesuaian terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan permukiman di Kecamatan Cimenyan melalui metode overlay antara data penggunaan lahan, data fisik, dan peta RTRW. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan di wilayah ini masih didominasi oleh lahan perkebunan seluas 1.474 hektar. Berdasarkan analisis kesesuaian fisik, terdapat 1.942 hektar lahan yang tergolong dalam kategori “Sesuai Marginal” untuk permukiman. Adapun luas area permukiman dalam kesesuaian lahan yang telah di overlay dengan peta RTRW seluas 160,429 hektar, menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara kondisi eksisting di lapangan dengan rencana tata ruang. Ketidaksesuaian ini menunjukkan perlunya reformulasi kebijakan perencanaan di tingkat pemerintahan daerah dengan memasukkan analisis kesesuaian lahan sebagai komponen utama dalam penyusunan RTRW serta diperlukan evaluasi dalam pengendalian pembangunan ke depan. Kedepannya, pemanfaatan peta kesesuaian lahan dapat dijadikan acuan utama dalam perencanaan wilayah, penegakan regulasi tata ruang, serta peningkatan pengawasan pembangunan agar menjadi solusi yang efektif berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan mitigasi risiko bencana