Furqan, Muhammad Alif
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PEMBUATAN BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA DENGAN VARIASI JENIS PEREKAT ORGANIK (BONGGOL PISANG, UBI KAYU DAN BIJI NANGKA) Bahri, Syamsul; Muhammad, Muhammad; Furqan, Muhammad Alif; Mulyawan, Rizka; Ginting, Zainuddin
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 1 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-April 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i1.19656

Abstract

Sumber energi terbarukan yang berasal dari bahan organik antara lain biomassa atau tanaman yang berserat tinggi dan berpotensi diubah menjadi sumber bahan bakar alternatif. Briket merupakan salah satu jenis sumber energi alternatif. Penelitian ini menghasilkan briket yang dibuat dari bahan tempurung kelapa yang telah dibersihkan dan dikeringkan. Sebelum dibuat briket, bahan tempurung kelapa tersebut dikarbonisasi. Arang dibuat dengan cara karbonisasi pada suhu 500 °C, kemudian arang tersebut diayak dengan ukuran 80 mesh sehingga diperoleh serbuk arang tempurung kelapa yang diinginkan. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang membedakan dengan yang sebelumnya adalah jenis perekat dengan bonggol pisang, ubi kayu, dan biji nangka dalam penelitian briket. Serbuk tersebut kemudian dicampur dengan perekat organik, khususnya bonggol pisang, singkong, dan biji nangka, dengan kadar perekat 5%, 10%, 15%, dan 20% dari berat total arang tempurung kelapa untuk membantu mengikat partikel serbuk arang. Briket arang yang dihasilkan dikeringkan dan dilakukan berbagai uji mutu, meliputi penilaian kadar air, kadar abu, kadar zat volatil, karbon tetap, laju pembakaran, dan nilai kalor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor optimal biobriket adalah 6324,657 Kal/gr dengan perekat batang pisang 10%, dan briket menunjukkan kadar air rendah sebesar 3,98% pada konsentrasi perekat batang pisang 5%. Kadar abu terendah, 3,04%, tercatat menggunakan perekat biji nangka 20%.