Logam berat, seperti Cr6º, merupakan unsur kimia dengan massa jenis >5 g/cm³ yang bersifat racun bagi manusia. Limbah Cr6º yang dihasilkan industri berpotensi mencemari perairan. Salah satu metode untuk mengurangi kandungan logam berat hingga batas aman adalah biosorpsi, yang efektif, murah, dan cocok untuk konsentrasi kecil. Kulit buah kolang kaling (Arenga pinnata) digunakan sebagai biosorben karena mengandung gugus fungsi karboksil, amida, dan hidroksil, serta komponen kimia seperti selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang mampu menyerap ion logam berat. Yaitu tahap persiapan serta perlakuan biosorben dan uji aktifitas terhadap logam Cr6º. Proses berlangsung menggunakan biosrben non-aktivasi dan biosorben teraktivasi NaOH 0,04 M. Analisa meliputi uji karakteristik fisik dan kimia biosorben serta analisis pengaruh jumlah biosorben dan konsentrasi limbah terhadap efisiensi dan kapasitas penyerapan. Biosorpsi logam Cr6+ dianalisis menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Hasil penelitian menunjukkan kapasitas penyerapan terendah (0,191 mg/g) dicatat pada biosorben non-aktivasi dengan konsentrasi 20 ppm dan massa 10 gram, sedangkan efisiensi tertinggi (96,91%) dicapai pada konsentrasi 40 ppm. Untuk biosorben teraktivasi, efisiensi mencapai 97,81% pada konsentrasi 40 ppm. Hasil uji karakteristik menggunakan X-Ray Fluorescence (XRF) menunjukkan kandungan mineral CaO sebesar 79,2% setelah aktivasi. Uji Proksimate diperoleh kadar air 3,34%, kadar abu 6,265%, kadar volatile matter 13,905%, dan fixed carbon 76,49% kondisi ini menunjukkan biosorben limbah kulit buah aren memenuhi standar SNI sebagai media penyerap.