Siregar, Jonri Muksen
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penyelesaian Konflik Yang Sehat Di Dalam Gereja Berdasarkan Eksposisi Kisah Para Rasul Siregar, Jonri Muksen
SAINT PAUL'S REVIEW Vol. 5 No. 1 (2025): June
Publisher : STT Saint Paul Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56194/spr.v5i1.103

Abstract

Church conflicts have occurred since the early church to the present, so most of the conflicts have an impact on the formation of various church traditions or denominations. In general, factors that cause conflict within the church, among others; due to theological factors and non-theological factors. This study aims to test and explain about a leader and his qualifications, the church as one body in Jesus. the development of church conflicts in Indonesia and their resolution, so that mistakes are not repeated in the future and the implications for the church today. This research is qualitative which is a research procedure that produces descriptive data that is done with an approach to a person or something in oral or written form. In the process researchers use qualitative research methods of theology related to biblical studies. Biblical theological research includes exposition theology and Biblical studies. Conclusion; To resolve healthy conflicts within the church in Acts, leaders take an important role. The criteria of the servants are well-behaved, "filled with Spirit and Wisdom" and "Laying on Hands". Shepherds are the highest decision makers. Every decision that has been decided by the leader, must be followed and implemented by all congregations. Biblical leadership becomes very important, because the leader or pastor of the congregation becomes the center of the teaching and development of the church. If there is a deviation the Leader must firmly discipline in biblical ways. The only biblical reason for separation is when the main truth of the Gospel is denied (Galatians 1:6-10; 1 John 2:18-19).
KENOSIS: ALLAH MEMBATASI DIRI DALAM KONTEKS PENCIPTAAN Siregar, Jonri Muksen; Yosef, Hery Budi
JURNAL KADESI Vol. 7 No. 2 (2025): Volume 7 Nomor 2
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54765/ejurnalkadesi.v7i2.130

Abstract

Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, dampak dosa telah menjalar kepada seluruh umat manusia dan mencemari ciptaan secara keseluruhan, sehingga alam semesta pun turut menanggung kutuk, sebagaimana dinyatakan dalam Kitab Kejadian 3:17 dan Roma 8:20.". Bencana kejatuhan manusia ke dalam dosa telah mendatangkan bencana kutuk atas alam semesta, manusia yang bedosa tidak lagi memiliki relasi yang baik dengan alam semesta dan juga antar manusia. Kecenderungan manusia merusak alam semesta dengan menggunakan teknologi, dunia sekarang dihantui oleh krisis lingkungan hidup seperti banjir karena kerusakan hutan, krisis air bersih, efek rumah kaca dan lain sebagainya. Dengan menggunakan kekayaan alam semesta ini manusia mengumpulkan kekayaan, manusia menjadi serakah, dan memperoleh kekuasaan, dan lebih jauh dari itu, terdapat penindasan dan ketidakadilan di bumi ini. Dengan menggunakan metode penelitian pustaka melalui buku-buku dan jurnal dan metode hermeneutik maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kenosis Allah dalam penciptaan yaitu Allah membatasi diri-Nya dari control mutlak-Nya untuk memberikan kebebasan dan pilihan kepada ciptaan-Nya untuk berkembang dengan otonomi dan kebebasan sehingga berdaya guna sebagai ungkapan kasih Allah dan bukan sebagai makhluk yang dikendalikan. Dalam keberdosaan manusia, Allah juga tidak hanya menunjukkan hukuman dengan otoritas kekuasaan untuk menghukum manusia berdosa tetapi merasakan penderitaan manusia dengan mengosongkan dri-Nya menjadi manusia untuk memberikan kasih karunia agar manusia diselamatkan dan dipulihkan dari hukuman dosa untuk dapat melayani Tuhan.