Individu dengan kadar kolesterol tinggi memiliki peningkatan risiko hipertensi, dengan rasio relatif sekitar 1,09–1,16. Terapi non-farmakologis seperti akupunktur dan akupresur semakin diminati karena tidak menimbulkan efek samping. Menilai efektivitas terapi akupunktur dan akupresur dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hiperkolesterol. Penelitian ini bersifat kuasi-eksperimental dengan rancangan Pretest–Posttest Two Group. Populasi meliputi seluruh warga terdiagnosis hiperkolesterolemia dan berusia ≥ 30 tahun di Duwetan Ngunut Jumantono, Karanganyar. Total sampling menghasilkan 30 responden, kemudian dibagi ke dalam dua kelompok masing-masing 15 orang: satu kelompok menerima akupunktur, kelompok lainnya akupresur. Variabel dependen adalah tekanan darah (sistolik dan diastolik), sedangkan intervensi (variabel independen) berupa terapi akupunktur dan akupresur. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum dan sesudah tiap intervensi. Data dianalisis secara deskriptif dan diuji secara statistik menggunakan uji t-test. Uji t menunjukkan perbedaan bermakna antara tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok (p = 0,0000 untuk tekanan sistolik; p = 0,0000 untuk tekanan diastolik; p < 0,05), menandakan efektivitas akupunktur maupun akupresur dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hiperkolesterol. Terapi akupunktur dan akupresur terbukti efektif menurunkan tekanan darah pada penderita hiperkolesterol di Duwetan Ngunut Jumantono, Karanganyar. Disarankan agar masyarakat mempertimbangkan kedua metode ini sebagai alternatif non-farmakologis untuk pengelolaan tekanan darah, karena efektivitasnya yang tinggi dan minim efek samping selama terapi.