Kasus appendisitis menjadi salah satu penyakit yang sering dijumpai dalam bidang bedah abdomen. Tindakan invasif yang biasa dilakukan untuk mengangkat appendisitis disebut appendektomi. Respon yang paling sering dijumpai setelah tindakan appendektomi adalah nyeri karena adanya kerusakan jaringan dan ujung-ujung saraf. Rasa nyeri bersifat multidimensi dan subjektif sehingga menjadi hal menantang karena pasien menjadi bukti akurat dalam menilai intensitas nyeri. Penilaian nyeri sudah semestinya dilakukan tanpa memandang usia, cara komunikasi, pengetahuan dan lainnya. Tujuan penelitian yaitu Melakukan penilaian nyeri pada pasien post operasi appendictomy hari pertama melalui proses keperawatan yang tepat dan benar sesuai masalah keperawatan nyeri akut yang diidentifikasi dengan instrument pemantau nyeri visualMetode yang digunakan dalam penulisan yaitu case report yang dilakukan pada hari pertama pasien post operasi appendectomy dengan 3 kali kunjungan pemantauan. Setelah dilakukan intervensi keperawatan terhadap pasien dalam pemantauan nyeri pasca operasi appendectomy selama 3 kali kunjungan didapatkan adanya perubahan dan perbedaan hasil pemantauan dari kedua pasien. Kedua pasien mengatakan tidak merasa terganggu terkait intervensi pemantauan nyeri yang dilakukan mandiri oleh pasien karena ini hanya memerlukan waktu kurang dari 2 menit. Pasien juga mengatakan tidak merasa sulit dalam pengisian instrument karena bentuk tulisan yang jelas disertai dengan gambar sehingga pasien merasa dimudahkan. penggunaan instrument pemantau nyeri visual memudahkan pasien dalam mengungkapkan nyeri yang dirasakan serta membantu efektifitas perawat dalam pemberian intervensi nyeri pasien. Dalam hal ini perawat dapat secara efektif dan efisien memutuskan pemberian terapi farmakologi, nonfarmakologi atau kombinasi untuk meredakan nyeri pasien. Sehingga dapat mempercepat waktu rawat inap dan meningkatkan kualitas hidup pasien.