Batu Apung (pumice) adalah material alam yang pembentukan materialnya berasal dari aktivitas gunung api berupa material endapan piroklastik. Batu pumice terbentuk akibat dari proses pendinginan gas dan material vulkanik secara cepat. Batu apung digunakan sebagai alternatif pembuatan beton ringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar nilai kuat tekan beton yang dihasilkan dari penambahan serat kawat bendrat dengan substitusi parsial batu apung (pumice) sebagai pengganti agregat kasar. Dalam penelitian ini batu apung digunakan sebagai substitusi parsial terhadap agregat kasar dengan variasi yang digunakan adalah 0%, 5%, 10%, dan 15%. Sedangkan untuk serat kawat bendrat digunakan dengan kadar yang sama untuk setiap variasi sebesar 2% dari berat semen. Jumlah benda uji yang dibuat adalah 12 buah dan hanya untuk diuji kuat tekan beton pada umur 28 hari dengan mutu beton rencana f’c sebesar 20,57 MPa. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton yang telah dilakukan, diperoleh nilai kuat tekan pada beton normal BN = 21,04 MPa (naik 1,39% dari mutu beton rencana), untuk beton BKBA 5% = 15,10 MPa (turun 28,25% terhadap beton BN), untuk beton BKBA 10% = 13,02 MPa (turun 38,12% terhadap beton BN), sedangkan untuk beton BKBA 15% = 11,23 MPa (turun 46,64% terhadap beton BN). Rata-rata penurunan kuat tekan yang terjadi adalah sebesar 28,25%.