Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

TADABBUR BASMALAH DALAM PERSPEKTIF LINGUISTIK DAN IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN Hanna, Anifa Rifka; Nurrohim, Ahmad
LANGUAGE : Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/language.v5i2.5318

Abstract

ABSTRACT This article explains that the sentence Basmalah is a very familiar phrase for Muslims, but in daily practice, the habit of reading it is often neglected. In fact, basmalah has a deep spiritual meaning and is the opening of the first revelation in the Qur'an. In the context of fast-paced and distracting modern life, it is important to re-examine the value and meaning of basmalah as a form of relying on God as well as a spiritual foundation in daily activities. This research employs a library research method with a descriptive approach and critical analysis of relevant classical and contemporary literatura.  The stages of this research consist of four main steps, namely: first, identifying and collecting relevant literature through keywords such as "Tadabbur Basmalah" and "Linguistics of the Qur'an"; second, compiling the structure of the article as a writing framework; third, reading and recording important information from the literature that has been collected; and fourth, analyzing the data descriptively-critically with a linguistic and interpretive approach, where the researcher acts as the main instrument in the whole process. The results of the study show that the sentence Bismill?hirra?m?nirra??m has a depth of meaning both linguistically and spiritually. The study of the structure of the word reveals various grammatical and theological meanings, while functionally, basmalah has been shown to have a positive impact in shaping the spiritual consciousness of a Muslim in daily life. The final result shows that basmalah is not just an opening statement in speech or writing, but contains the values of monotheism, sincerity, manners, and worship. Its utterance is a form of self-reliance on Allah and a means to connect worldly activities with religious values that bring blessings. ABSTRAK Artikel ini menjelaskan bahwa kalimat Basmalah merupakan lafaz yang sangat akrab bagi umat Islam, namun dalam praktik keseharian, pembiasaan membacanya kerap terabaikan. Padahal, basmalah memiliki makna spiritual yang mendalam dan menjadi pembuka wahyu pertama dalam Al-Qur’an. Dalam konteks kehidupan modern yang serba cepat dan penuh distraksi, penting untuk mengkaji kembali nilai dan makna basmalah sebagai bentuk penyandaran diri kepada Allah serta fondasi spiritual dalam aktivitas sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research) dengan pendekatan deskriptif dan analisis kritis terhadap literatur-literatur klasik dan kontemporer yang relevan. Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari empat langkah utama, yaitu: pertama, mengidentifikasi dan mengumpulkan literatur yang relevan melalui kata kunci seperti “Tadabbur Basmalah” dan “Linguistik Al-Qur’an”; kedua, menyusun struktur artikel sebagai kerangka kerja penulisan; ketiga, membaca dan mencatat informasi penting dari literatur-literatur yang telah dikumpulkan; dan keempat, menganalisis data secara deskriptif-kritis dengan pendekatan linguistik dan tafsir, di mana peneliti bertindak sebagai instrumen utama dalam keseluruhan proses. Hasil kajian menunjukkan bahwa kalimat Bismill?hirra?m?nirra??m memiliki kedalaman makna baik secara linguistik maupun spiritual. Kajian terhadap struktur katanya mengungkapkan berbagai makna gramatikal dan teologis, sementara secara fungsional, basmalah terbukti memiliki dampak positif dalam membentuk kesadaran spiritual seorang Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Hasil akhir menunjukkan bahwa basmalah bukan sekadar lafaz pembuka dalam ucapan atau tulisan, melainkan mengandung nilai-nilai tauhid, keikhlasan, adab, dan ibadah. Pengucapannya menjadi bentuk penyandaran diri kepada Allah serta sarana untuk menghubungkan aktivitas duniawi dengan nilai-nilai keagamaan yang mendatangkan keberkahan.