Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Law on Sexual Violence Crime (TPKS): Abolishing Restorative Justice and Prioritising Victims’ Rights Riyanto, Pandu Irawan; Barung, Anselmus A.Y.
Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol 12, No 1 (2025): June
Publisher : Departemen Sosiologi Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jps.v12i1.98855

Abstract

In Indonesia, the resolution of sexual violence cases often involves out-of-court mechanisms or restorative justice settlements. Following the enactment of the Law on Sexual Violence Crime (hereinafter abbreviated as TPKS), there should be no further out-of-court law settlements as explicitly regulated in Article 23. This paper seeks to criticise the prevailing practice of restorative justice. In addition, this article discusses the TPKS Law as a legal framework that favours the rights of victims using a feminist standpoint approach. The research method in this study is descriptive qualitative, using various sources of literature as its data sources. The results show that the implementation of restorative justice has ignored the aspects of unequal power relations between victims and perpetrators, which resulted in re-victimisation and the neglect of victims' rights. The TPKS Law is a starting point for the abolition of restorative justice practices in resolving sexual violence cases. The TPKS Law guarantees more protection for victims' rights, making victims more empowered and avoiding intimidating treatment from law enforcement officials and perpetrators. However, the TPKS Law has not been integrated with regulations in law enforcement institutions. Thus, guidelines for handling sexual violence based on the TPKS Law are essential for law enforcement institutions, ensuring a more gender-sensitive approach while permanently halting the practice of restorative justice in such cases.
Agama dan Perubahan Sosial Perspektif Ali Syariati Riyanto, Pandu Irawan
JURNAL JAWI Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/jw.v4i2.11479

Abstract

Penelitian ini bermaksud melakukan eksplorasi lebih jauh tentang Pemikiran Ali Syariati mengenai Agama dan Sosial. Dan bagaimana kedudukan pemikirannya dalam kancah sosiologi modern. konstruksi pemikiran perubahan sosial Ali Syariati didasari atas keresahan atas Realitas sosial yang tampak opresif dan tiran di Iran. Ia mengusung doktrin Islam agar dapat dijadikan sebagai dasar gerakan dalam mewujudkan perubahan sosial di Iran. Pemikiran Ali Syariati yang cenderung bersifat emansipatoris inilah yang membedakannya dengan pemikiran Sosiolog lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yakni historis factual, metode ini berupaya agar selaras dengan struktur pemikiran Ali Syariati dan menyesuaikan dengan setting sosial yang mempengaruhinya. Hasilnya, penelitian ini menemukan bahwa ada tiga konsep yang digagas oleh Ali Syariati dalam pemikiran perubahan sosialnya yakni, tauhid (worldview) yang menjadi asas ideologis dalam menganalisa masalah sosial dalam struktur sosial, kemudian rausyanfikr (intelektual tercerahkan) yang berperan sebagai aktor dalam membangun kesadaran dan menjadi jembatan dalam menyambungkan kepentingan kelas sosial yang tertindas. Dan terakhir yaitu  ummah yang menjadi arah perubahan sosial, yang mana sistem Ummah adalah sistem yang menyuarakan kesamarataan, kesetaraan tanpa diskriminasi dan ketidakadilan. Ali syariati menuangkan pemikirannya dengan karakteristik yang berbeda terhadap sosiologi Barat. Pemikirannya tentang perubahan sosial sangat sarat akan nilai-nilai yang bersifat ideologis dan emansipatoris, sedangkan sosiologi Barat cenderung positivistik dan bebas nilai.