Krisis moneter tahun 1998 menyoroti peran strategis sektor pertanian sebagai pilar perekonomian nasional Indonesia. Permintaan lahan yang terus meningkat untuk keperluan pembangunan dan pertumbuhan penduduk menyebabkan konversi lahan, yang dapat berdampak negatif pada sektor pertanian jika tidak dikelola dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan lahan pertanian di 78 kecamatan Provinsi DIY pada tahun 2023 menggunakan metode agglomerative hierarchical clustering. Metode ini diharapkan dapat memberikan gambaran mendalam tentang pengelompokan kecamatan berdasarkan penggunaan lahan pertanian dan karakteristik klaster yang terbentuk. Analisis diawali dengan statistik deskriptif untuk mengevaluasi distribusi dan variasi jumlah usaha pertanian. Selanjutnya, uji multikolinearitas dilakukan untuk memastikan asumsi dasar analisis klaster, diikuti dengan evaluasi metode klaster untuk menentukan metode yang paling optimal. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode Ward memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi, menghasilkan empat klaster yang berbeda dalam hal produktivitas pertanian. Klaster-klaster tersebut mencerminkan variasi dalam penggunaan lahan pertanian, dari tingkat yang sangat rendah hingga sangat tinggi. Temuan ini mengindikasikan adanya perbedaan signifikan dalam produktivitas dan pengelolaan lahan pertanian di berbagai kecamatan, yang dapat digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan dan pengembangan yang lebih efektif. Penelitian ini memberikan wawasan berharga bagi perencanaan dan kebijakan pertanian di Provinsi DIY, serta berkontribusi pada upaya peningkatan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian.