Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS TINGKAT ADOPSI PETANI terhadap PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) TANAMAN CABAI (Capsicum annum L) di KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG Isti Nur Azizah; Zera Vivi Anjani; Anindira Sabila; Silvi Afni Indrian; Bening Heart Diva Bilqis; Ifa Nur Inayah; Latiffah Arianing; Margaretha Inten; Soraya Aizzatul; Khuriyatul Lailiyah
JURNAL HORTUSCOLER Vol. 5 No. 1 (2025): April
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/jh.v5i1.806

Abstract

Penurunan produktivitas tanaman cabai disebabkan oleh keterlambatan dalam penanganan serangan hama dan penyakit yang sulit dikendalikan. Petani umumnya mengendalikan serangan hama penyakit dengan pestisida kimia. Ketergantungan pada penggunaan pestisida dipengaruhi oleh minimnya pengetahuan petani terkait pengelolaan hama terpadu (PHT), kurangnya akses informasi, kesadaran, pendidikan, pelatihan, serta dukungan pemerintah dan lembaga setempat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat adopsi petani terhadap Pengendalian Hama Terpadu (PHT) serta menganalisis pemahaman, sikap, tindakan petani, dan faktor yang berhubungan dengan tingkat adopsi petani terhadap PHT. Metode pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas petani memiliki karakteristik pendidikan rendah dan cenderung mengandalkan penggunaan pestisida kimia dalam pengendalian hama. Meskipun petani menunjukkan pemahaman yang baik terhadap pengamatan rutin dan penggunaan varietas unggul, namun pemahaman mengenai pengendalian hayati masih sangat rendah. Strategi peningkatan adopsi PHT untuk mengurangi ketergantungan bahan kimia dan meningkatkan keberlangsungan sistem pertanian dapat difokuskan pada peningkatan penyuluhan, pelatihan, dan penguatan kelembagaan kelompok tani. Penelitian ini memberikan wawasan penting tentang tantangan dan peluang dalam penerapan PHT di kalangan petani cabai, serta menekankan perlunya dukungan pendidikan dan informasi yang lebih baik untuk mengurangi ketergantungan bahan kimia berlebihan dan meningkatkan praktik pertanian yang berkelanjutan.
Sosialisasi Budidaya Maggot Black Soldier Fly untuk Mengatasi Limbah Pertanian di Desa Pogalan, Kecamatan Pakis Fitriana Heni Tiali Susanti; Oktavio Hoki Pratama; Rakha Dharmawan Tsani; Dio Setiawan; Dias Luky Ardiansyah; Kurniataka Dicky Agyari; Arsy Nisa Fadhilah; Velly Dwita Sekarputri; Lintang Kinanthi Deandra Alyya Songda; Ifa Nur Inayah; Raahma Wulan Idayanti
Manfaat : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 3 (2025): Agustus : Manfaat : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Tanaman Dan Hewan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/manfaat.v2i3.433

Abstract

Pogalan Village in Pakis District, Central Java, is known as a horticultural agricultural center, with abundant vegetable production every year. However, behind this potential, this village faces a serious problem in the form of large amounts of organic waste generated from harvest residue and agricultural processing. Waste that is not managed properly has the potential to cause environmental pollution, reduce the village's aesthetics, and become a source of disease spread. To address these problems, the Tidar University Community Service Program (KKN-50) Team conducted a socialization activity for Black Soldier Fly (BSF) maggot cultivation as an environmentally friendly and economically valuable organic waste management solution. BSF maggots have been proven to decompose organic waste by up to 60% in a short time and produce useful by-products, such as dried maggots as high-protein animal feed and kasgot (used maggots) that can be used as organic fertilizer. The activity was held on July 31, 2025, at the Pogalan Village Hall, with the main participants being PKK mothers as agents of change at the household and community levels. The implementation method included initial observation of the village's potential and problems, creation of a maggot cultivation prototype, theoretical material outreach, and live demonstrations of the cultivation process. The material provided covered the BSF life cycle, cultivation techniques, selection of growing media, maggot population management, and utilization of cultivation products. The results of the activity showed high enthusiasm from participants, as reflected in the many questions and discussions during the training session, as well as their increased understanding of the benefits and techniques of maggot cultivation.