Implementasi Kurikulum Merdeka dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kreativitas guru, aktivitas peserta didik, fasilitas, sumber belajar, dan manajerial sekolah. Kurikulum ini bertujuan untuk menyederhanakan proses pembelajaran dengan tetap memberikan materi yang mendalam, interaktif, serta berfokus pada penguatan karakter dan pengembangan potensi siswa. Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) sebagai pusat pendidikan utama untuk para putera Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia, bertanggung jawab untuk memastikan kompetensi dan kesiapan guru dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka secara optimal. Berdasarkan hasil studi dan diskusi dengan pihakĀ SIKL, ditemukan kendala pada pelaksanaan Kurikulum Merdeka, khususnya pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) terutama keterbatasan keterampilan dalam mengajarkan materi pengolahan makanan yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan kewirausahaan. Sebagai solusi, tim pengabdian dari Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan pelatihan hands-on untuk memperkaya keterampilan para guru di SIKL. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam mengajarkan materi PKWU berbasis kewirausahaan. Pada pelatihan ini menitikberatkan teknik pengolahan fusion food, yang menggabungkan elemen kuliner Indonesia dan Malaysia, serta memberikan materi yang relevan dengan dunia wirausaha. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengintegrasikan materi pengolahan makanan dengan wirausaha, mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka secara optimal, serta berkontribusi pada pengembangan keterampilan siswa di bidang kewirausahaan.