Wilayah perbatasan Indonesia–Timor Leste memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis desa. Desa Manulea di Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Malaka, merupakan salah satu desa perbatasan yang kaya akan sumber daya lokal seperti jagung, ternak, kelapa, dan hasil hutan lainnya. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal karena rendahnya literasi manajerial, dominasi tengkulak dalam rantai distribusi, dan belum adanya kelembagaan ekonomi yang formal. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai instrumen kelembagaan ekonomi lokal serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan usaha dan promosi digital. Metode yang digunakan meliputi observasi potensi, pelatihan manajemen usaha dan keuangan, penyusunan rencana bisnis, serta pendampingan dalam promosi digital menggunakan media sosial. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta terhadap konsep BUMDes, terbentuknya dokumen kelembagaan, serta munculnya inisiatif usaha berbasis potensi lokal seperti olahan jagung, kemiri dan pakan ternak. Promosi produk melalui media sosial mulai dilakukan secara aktif oleh pengelola desa. Program ini membuktikan bahwa pendekatan partisipatif melalui penguatan kelembagaan desa dan pemanfaatan teknologi informasi dapat menjadi solusi strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan. Intervensi yang dilakukan juga selaras dengan semangat Merdeka Belajar Kampus Merdeka, yang mendorong keterlibatan aktif mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat secara nyata.