Postpartum blues adalah gangguan emosional awal yang umumnya terjadi pada ibu pascapersalinan dan, jika tidak ditangani, dapat berkembang menjadi depresi pascapersalinan. Ketidakstabilan emosi, kelelahan, dan kurangnya dukungan sering kali memperparah kondisi ini. Psikoedukasi dianggap sebagai salah satu intervensi non-farmakologis yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan mekanisme koping ibu dalam menghadapi masa transisi pascapersalinan. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental dengan pendekatan kelompok kontrol pre-test dan post-test. Populasi penelitian adalah ibu nifas hari ke-3 sampai hari ke-10 di wilayah kerja dua puskesmas. Sebanyak 60 ibu nifas dipilih dengan menggunakan purposive sampling, dibagi rata menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Intervensi yang diberikan berupa sesi psikoedukasi yang mencakup perubahan emosi setelah melahirkan, manajemen stres, dan peran dukungan sosial. Data dikumpulkan dengan menggunakan Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) yang telah dimodifikasi. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji-t berpasangan dan uji-t independen. Mayoritas responden berusia 20-35 tahun (88,3%), multipara (56,7%), berpendidikan menengah (63,3%), dan merupakan ibu yang tidak bekerja (71,7%). Pasca intervensi, rata-rata skor postpartum blues menurun secara signifikan pada kelompok intervensi (p <0,05), sementara tidak ada perubahan signifikan pada kelompok kontrol. Terdapat pengaruh yang signifikan secara statistik dari intervensi psikoedukasi dalam mengurangi gejala postpartum blues pada ibu pasca melahirkan. Integrasi intervensi ini ke dalam perawatan postpartum standar direkomendasikan untuk meningkatkan kesehatan mental ibu.