Latar Belakang: Bencana banjir di Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai bencana alam yang sering terjadi. Bencana banjir menimbulkan dampak psikologis pada masyarakat yaitu ansietas, stress, depresi, dan trauma. Awal tahun 2023 banjir di kota Surakarta terjadi di 15 kelurahan dan tertinggi di Joyotakan. Saat musim hujan, Kelurahan Joyotakan sering terendam banjir sehingga dibutuhkan upaya resiliensi. Resiliensi merupakan kemampuan individu dalam mengatasi kesulitan sehingga dapat bangkit dari situasi yang penuh tekanan. Salah satu hal yang membuat individu lebih resilien adalah spiritualitas. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat spiritualitas dengan tingkat resiliensi pada warga penyintas bencana banjir di Kelurahan Joyotakan Kota Surakarta. Metode: penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan jumlah sampel 90 responden dan menggunakan tehnik purposive sampling. Hasil: hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat spiritualitas tinggi (57,8%) dan mayoritas responden memiliki tingkat resiliensi baik (51,1%). Analisis statistik spearman rank didapatkan ɑ = 0.000 < 0.05 dan arah hubungan angka koefisien bernilai 0.753, sehingga hubungan kedua variabel searah. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatkanya tingkat spiritualitas individu maka tingkat resiliensi semakin meningkat. Kesimpulan: Terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat spiritualitas dengan tingkat resiliensi pada warga penyintas bencana banjir di Kelurahan Joyotakan Kota Surakarta.