Artikel ini membahas pemikiran filsafat pendidikan Muhammad Iqbal dan relevansinya terhadap tantangan pendidikan agama Islam di era globalisasi. Iqbal, sebagai seorang pemikir dan sastrawan terkemuka, menekankan pentingnya pengembangan diri dan pemikiran kritis dalam pendidikan. Dalam konteks globalisasi, pendidikan agama Islam menghadapi berbagai tantangan, termasuk penurunan nilai-nilai spiritual, pengaruh budaya asing, dan kebutuhan untuk menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan zaman. Melalui analisis mendalam terhadap konsep pendidikan Iqbal, artikel ini mengidentifikasi pendekatan-pendekatan yang dapat diterapkan untuk menghadapi tantangan tersebut, seperti integrasi ilmu pengetahuan modern dengan nilai-nilai Islam, penguatan identitas keagamaan, dan pengembangan karakter siswa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pendidik dan pembuat kebijakan dalam merumuskan strategi pendidikan yang relevan dan efektif dalam menghadapi dinamika globalisasi sambil tetap mempertahankan esensi ajaran Islam. Muhammad Iqbal berasumsi bahwa dunia yang ia tinggali tidak pernah berhenti bergerak menuju ke arah kesempurnaan. Pandangan dunia yang kreatif dan dinamis yang mengacu pada metafisik, etis dan refleksi epistemologis dapat diwujudkan melalui pendidikan. Dengan mengacu pada refleksi metafisik, pemikiran filosofis pendidikan mencapai puncak tujuannya yaitu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertaqwa, yaitu kesatuan raga dan ruh, atau dengan istilah mukmin yang sejati. Orang beriman sejati membuat sifat-sifat Tuhan melekat pada dirinya. Dengan demikian dia mampu menjadi khalifah di muka bumi.