Claim Missing Document
Check
Articles

Rekonstruksionisme Pendidikan Islam Menurut Muhammad Iqbal Herlini Puspika Sari
AL-FIKRA Vol 19, No 1 (2020): Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/af.v19i1.10076

Abstract

Education should spearhead and reform or reconstruct communities so that they become better. Islamic education must be directed to the fulfillment of philosophical ideals (self strength) so that it has a faith-based self quality. The education of the modern world must be able to integrate all the elements of values that exist in life, have worldly and finality aspects so that in their development these two aspects are equally running and can create an accountable education. This is an explorative descriptive qualitative research that describes philosophical views and thoughts about the reconstruction of Islamic education according to Muhammad Iqbal. The Finding this research Muhammad Iqbal views that now is the time for Muslims to reconstruct their thinking in various fields, including the field of Islamic education which aims to form human beings (real people) with human criteria that have strength, broad insight, fair deeds and have wise policies so that being a human being in the Qur'an is mentioned as a perfect being.
RELEVANSI PEMIKIRAN IBNU KHALDUN DAN IMAM AL-GHAZALI TERHADAP PENDIDIKAN DI INDONESIA : Yusriyah; Herlini Puspika Sari; Novelia Angely
El-Fata: Journal of Sharia Economics and Islamic Education Vol. 1 No. 2: OKTOBER 2022
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Cokroaminoto Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.815 KB) | DOI: 10.61169/el-fata.v1i2.16

Abstract

Ibnu Khaldun dan al-Ghazali adalah dua pemikir Islam yang dikenal luas oleh masyarakat. Pemikiran-pemikiran yang tertuang dalam kitab Muqadimah karya Ibnu Khaldun telah menjadi acuan bagi banyak orang dalam membangun sistem pendidikan Islam yang ideal. Cara berpikirnya yang mengalami percampuran antara Al-Ghazali dan Ibnu Rasyid memberinya ide baru, yaitu Rasionalis Sufi. Dalam gagasan ini, Ibnu Khaldun menyamakan wahyu dengan proporsi atau rasio. Selanjutnya, gagasan-gagasan al-Ghazali yang dihadirkan dalam setiap karyanya membuat banyak pemikir lain, baik Muslim maupun non-Muslim, merujuknya dan menerjemahkan karya-karyanya ke dalam bahasa mereka. Ide-idenya yang dituangkan dalam bentuk tasawuf banyak mempengaruhi karya-karyanya dan juga mempengaruhi ide-idenya tentang seperti apa seharusnya pendidikan yang ideal. Jika pemikiran kedua karakter tersebut dikaitkan dengan pendidikan Islam baik di pesantren umum maupun di pesantren di Indonesia, masih ada kecocokan dan keterkaitan antara keduanya
Pendidikan Karakter di Era Society 5.0: Analisis Pemikiran Ibnu Miskawaih Herlini Puspika Sari
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 8 No. 2 (2023): Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pemikiran Ibnu Miskawaih mengenai pendidikan karakter dan memahami relevansinya dalam konteks Era Society 5.0. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research) dengan pendekatan konten analisis pada tulisan-tulisan Ibnu Miskawaih tentang pendidikan karakter. Analisis literatur fokus pada konsep-konsep kunci dan relevansinya dalam masyarakat Era Society 5.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemikiran Ibnu Miskawaih memberikan landasan konseptual yang kuat untuk merancang pendekatan pembelajaran yang tidak hanya fokus pada nilai-nilai etika dan moral, tetapi juga mendorong perkembangan karakter yang tangguh dan adaptif di Era Society 5.0. Kesimpulan penelitian menekankan bahwa konsep-konsep Ibnu Miskawaih, seperti kebajikan, pengembangan nafs, keadilan, kebaikan, dan kebijaksanaan, menjadi pondasi krusial merancang pendidikan karakter. Dalam hal ini, pendidikan karakter bukan hanya responsif terhadap perkembangan teknologi, tetapi juga sebagai instrumen esensial membentuk individu cerdas teknologi dan berakhlak mulia sesuai kebutuhan masyarakat modern
Pendidikan Karakter Perspektif Imam Al-Ghazali dan Relevansinya terhadap Kurikulum Merdeka Zahra Khairunnisa; Laila Sari Rambe; Aryuna Amalia Harahap; Ronal Ramadhan; Herlini Puspika Sari
Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI) Vol. 2 No. 3 (2024): Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI)
Publisher : Penerbit dan Percetakan CV. Picmotiv

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/pjpi.v2i3.820

Abstract

Pendidikan karakter merupakan aspek penting dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia dan berintegritas. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat menjawab tantangan tersebut dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan relevan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep pendidikan karakter dari perspektif Imam Al-Ghazali dan relevansinya terhadap Kurikulum Merdeka. Metode yang digunakan adalah library research, dengan menganalisis berbagai literatur yang membahas pemikiran Al-Ghazali dan implementasinya dalam pendidikan saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter Al-Ghazali sangat relevan untuk diterapkan dalam Kurikulum Merdeka, meskipun terdapat tantangan dalam implementasinya. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa integrasi nilai-nilai Al-Ghazali dalam pendidikan karakter dapat memperkuat fondasi moral dan etika peserta didik di era modern ini.
Pandangan Filsafat Islam Terhadap Konsep Pengetahuan dan Relevansinya dalam Konteks Modern Muhammad Irfan Rizaldi; Alya Rizanda; Herlini Puspika Sari
Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 4 No 2 (2024): Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Institut Agama Islam Al-Quran Al-Ittifaqiah (IAIQI) Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/symfonia.v4i2.97

Abstract

Pandangan filsafat Islam terhadap konsep pengetahuan menawarkan pemahaman yang holistik dengan memadukan peran akal dan wahyu sebagai sumber utama dalam memperoleh pengetahuan. Dalam tradisi Islam, akal digunakan untuk menganalisis realitas fisik dan metafisik, sementara wahyu memberikan pengetahuan yang transenden tentang Tuhan dan hukum moral. Para filsuf Muslim seperti Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Ghazali, dan Ibn Rushd, memberikan pandangan yang berbeda tentang cara memperoleh pengetahuan serta peran akal dan wahyu. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep pengetahuan dalam filsafat Islam, termasuk jenis-jenis pengetahuan, sumber-sumbernya. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa filsafat Islam tidak hanya relevan dalam konteks keilmuan, tetapi juga dalam menjawab tantangan etika dan spiritualitas di era modern. Pendekatan yang seimbang antara akal dan wahyu memberikan dasar yang kuat bagi upaya manusia untuk mencapai pengetahuan yang lebih utuh, baik dalam aspek intelektual maupun moral.
Filsafat Eksistensialisme Dalam Perspektif Islam Satria Parwira; Anggrayni; Rosnita Siregar; Herlini Puspika Sari
Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 3 No. 03 (2024): Desember
Publisher : Amal Insani Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan menjelaskan konsep dasar filsafat eksistensialisme serta menjelaskan dari sudut pandang Islam. Hal ini dilatar belakangi lahirnya filsafat eksistensialisme pada abad 20 di Perancis, setelah krisis yang terjadi. Karena pada masa itu manusia hanya tunduk pada kekuasaan yang bersifat internal. Keadaan seperti inilah yang memantik lahirnya eksistensialisme dengan dalih mengembalikan kekuasaan yang sesungguhnya ada pada manusia itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode library research atau kajian pustaka, metode ini lebih memfokuskan pada studi literatur dengan cara mengambil informasi dari buku, jurnal, artikel dan lain-lain. Kemudian hasil dari penelitian kajian pustaka ini terdapat beberapa informasi seperti definisi filsafat secara etimologi serta menurut beberapa ahli. Definisi filsafat eksistensialisme secara etimologi, para ahli, dan yang terakhir pandangan ajaran Islam mengenai eksistensialisme, yang secara hakikat tetap memposisikan Tuhan sebagai yang Maha Kuasa.  
Eksistensialisme dalam Pendidikan Islam: Konsep dan Aplikasinya Fauzan, Khizna Kholiq; Muhammad Syafiq; Irusmaini; Herlini Puspika Sari
Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 3 No. 03 (2024): Desember
Publisher : Amal Insani Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini mengeksplorasi eksistensialisme dalam kerangka Islam, dengan mengkaji konsep dan penerapannya. Eksistensialisme menekankan kebebasan individu dan pencarian makna hidup. Penelitian ini menganalisis bagaimana prinsip-prinsip Islam dapat hidup berdampingan dengan ide-ide eksistensialis, mengungkap peran dan tanggung jawab individu dalam konteks keagamaan. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini menyelidiki teks-teks keagamaan dan pemikiran filosofis. Temuan menunjukkan bahwa eksistensialisme dapat meningkatkan pemahaman makna pribadi baik dalam dimensi spiritual maupun sosial, yang menyoroti pentingnya menyeimbangkan kebebasan individu.
Relevansi Aliran Filsafat Esensialisme Dalam Pendidikan Islam Kontemporer Ulfa Faizah; Romadon; Putri Wulandari; Herlini Puspika Sari
Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 3 No. 03 (2024): Desember
Publisher : Amal Insani Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep dasar aliran filsafat esensialisme dalam konteks pendidikan kontemporer, terutama dalam pendidikan Islam. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yaitu penelitian yang bersumber dari berbagai sumber literatur dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa esensialisme berakar pada nilai-nilai budaya dan moral, yang mendukung pendidikan islam dalam bentuk karakter peserta didik yang seimbang antara aspek intelektual dan spiritual. Kemudian prinsip-prinsip pendidikan esensialisme relevan dengan pendidikan kontemporer karena mampu memberikan arahan dan kestabilan di tengah perubahan sosial yang cepat. Selain itu relevansi filsafat esensialisme memberikan peran penting dalam pendidikan islam sebagai dasar untuk mempertahankan nilai-nilai utama sambil tetap tanggap terhadap perkembangan zaman.
Peran Filsafat Pendidikan Islam dalam Pembentukan Karakter dan Identitas Peserta Didik: Analisis Konseptual dan Praktis Nia Ramadhani; Nur Ikhsaniyah Lubis; Herlini Puspika Sari
SURAU : Journal of Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/surau.v2i2.8696

Abstract

Islamic educational philosophy plays a crucial role in forming the character and identity of students through integrating Islamic teaching values into the educational process. The problem with this study is the less than optimal application of Islamic values in the modern education system, which has an impact on the weak character and identity of students. The formation of character and identity in the context of Islamic education requires a balance between cognitive, affective and psychomotor aspects based on the teachings of monotheism, morals and the concept of humans as caliphs on earth. The aim of this research is to analyze conceptually and practically the role of Islamic educational philosophy in forming students who have noble character and have a strong Islamic identity. This research methodology uses a qualitative approach with in-depth literature analysis. Data was obtained through a literature review of primary and secondary literature related to Islamic educational philosophy, character formation and identity from an Islamic perspective. A concept analysis approach is used to explore the relationship between the principles of Islamic educational philosophy and educational goals which are directed at the formation of complete humans (insan kamil). The results of this research show that the consistent application of Islamic educational philosophy can be a solution in dealing with identity crises and moral degradation in students as well as a solid foundation in creating a generation that has a balance between science and Islamic values. Abstrak Filsafat pendidikan Islam memainkan peran krusial dalam pembentukan karakter dan identitas peserta didik melalui pengintegrasian nilai ajaran Islam ke dalam proses pendidikan. Masalah dari kajian ini adalah kurang optimalnya penerapan nilai-nilai Islam dalam sistem pendidikan modern, yang berdampak pada lemahnya karakter dan identitas peserta didik. Pembentukan karakter dan identitas dalam konteks pendidikan Islam menuntut ada kesetaraan antar unsur afektif, kognitif serta psikomotorik yang berbasis pada ajaran tauhid, akhlak, dan konsep manusia sebagai khalifah di bumi. Maksud dari riset ini ialah agar menganalisa secara konseptual dan praktis peran filsafat pendidikan Islam untuk menciptakan murid yang mempunyai akhlak baik serta memiliki identitas keislaman yang kuat. Metodologi riset ini menggunakan pendekatan kualitatif memakai analisa literatur yang mendalam. Data diperoleh melalui kajian pustaka dari literatur primer serta sekunder yang berkaitan pada filsafat pendidikan Islam, pembentukan identitas, serta identitas pada perspektif Islam. Pendekatan analisis konsep digunakan untuk menggali keterkaitan antara prinsip-prinsip filsafat pendidikan Islam dengan tujuan pendidikan yang diarahkan pada pembentukan manusia paripurna (insan kamil). Hasil riset ini memperlihatkan bahwa penerapan filsafat pendidikan Islam yang konsisten bisa jadi solusi dalam menghadapi krisis identitas dan degradasi moral pada peserta didik serta sebagai landasan yang kokoh dalam menciptakan generasi yang memiliki keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keislaman.    
Peran Akhlak Dalam Pengajaran Menurut Al-Ghazali: Perspektif Filsafat Pengajaran Azzura Arum Ningtias; Sari Primayeni; Herlini Puspika Sari
SURAU : Journal of Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/surau.v2i2.8711

Abstract

This research aims to examine the role of morals in education according to Al-Ghazali from the perspective of Islamic educational philosophy, with a focus on its relevance in forming the character of students. This research uses a qualitative method with a library research approach. Data was collected through analysis of Al-Ghazali's main works, such as Ihya' Ulum al-Din and Mizan al-'Amal, as well as other supporting literature related to the concept of morals and Islamic education. Data analysis was carried out descriptively-analytically to reveal the concept of morals in education and its application in character development. The results of the research show that Al-Ghazali views morals as the core of education, which functions as a means to achieve human perfection (insan kamil). Education designed based on Al-Ghazali's philosophy emphasizes the integration of science, spirituality and the formation of noble character. This concept emphasizes that education must not only be oriented towards intellectual abilities, but also towards the formation of strong morals. Al-Ghazali's thoughts have significant relevance in the development of modern Islamic education, especially in efforts to build a generation of character, civility and high morals. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran akhlak dalam pengajaran menurut Al-Ghazali dari perspektif filsafat pengajaran Islam, dengan fokus pada relevansinya dalam pembentukan karakter peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka (library research). Data dikumpulkan melalui analisis terhadap karya-karya utama Al-Ghazali, seperti Ihya’ Ulum al-Din dan Mizan al-‘Amal, serta literatur pendukung lainnya yang berkaitan dengan konsep akhlak dan pengajaran Islam. Analisis data dilakukan secara deskriptif-analitis untuk mengungkap konsep akhlak dalam pengajaran serta penerapannya dalam pengembangan karakter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Ghazali memandang akhlak sebagai inti dari pengajaran, yang berfungsi sebagai sarana untuk mencapai kesempurnaan manusia (insan kamil). Pengajaran yang dirancang berdasarkan filsafat Al-Ghazali menekankan pada integrasi antara ilmu pengetahuan, spiritualitas, dan pembentukan karakter mulia. Konsep ini menegaskan bahwa pengajaran harus tidak hanya berorientasi pada kemampuan intelektual, tetapi juga pada pembentukan akhlak yang kokoh. Pemikiran Al-Ghazali memiliki relevansi yang signifikan dalam pengembangan pengajaran Islam modern, khususnya dalam upaya membangun generasi yang berkarakter, beradab, dan bermoral tinggi.
Co-Authors ABDUL HAMID Adelia Putri Adrian Saputra Ahmad Afandi Hasan Ahmad Ridwan Fauzi Ahmad Taufiq Ahmad Zidan Alfaruqi Aldi Zainal Alvia Zackia Syabrina Alya Nur Affifah Alya Rizanda Amelia Sofia Putri Ana Susiana Anggie Ardilla Tari Anggrayni Annisaul Fitri Ardina Rasiani Ari Supriadi ARIF HIDAYAT Aryuna Amalia Harahap Atom Suhendra Attiqa Nazira Aulia Herawati Aulia Putri Azkiyah, Naila Azzura Arum Ningtias A’isy Alya Febriani Cici Wulandari Daniel Happy Putra Darma Sari Lubis Dela Andriani Delingga Nugraha Dera Adila Putri Deri Wanhar Sarputra Desi Gustiara Doni Afrialdi Dori Omas Hasibuan Eka Alzahra Erna Wilis Fadly Hady Lingga Fatimah Azzahra Salim b Fauzan, Khizna Kholiq Femas Dwi Andhika Fhina Ardini Fika Heriyati Finna Rahmatia Fiqi Refianada Putra Firza Alkhoiri Fitri Handayani Fitri Handayani Fitria Azura Gema Adhari Gema Adhari Sutrisno Gilang Irhamsyah Hadi Kurniawan Heldeyely Windri Hilwa Nurul Fikriyah Ibrah Safirah Igo Fadhli Sa’bani Ikhwan Maulana Indriayu Ramadhani Intan Probowati Intan Rosetya Viera P Irhamullah Irma Nur Rahmawati Irusmaini Isratul Husna Jefri Jefri Kamilatul Hayati Khairunnisa Tazkia Khairunnisa, Wenny Khoirul Umam Lubis KHOIRUNNISA Khoirunnisa Khoirunnisa Kurniawan Laila Sari Rambe Lely Amelia Aryani Lilis Gusliyah Linda Astria Liza Ananda Putri M. Rafi Alfazri M. Sahrial Efendi Lubis M. Wahyu Fahrizal M.Khairul Mahatri Awalia Mahfidzul Amal Maisy Afriliany Mardatul Hasanah Mariza Zurma Audina AR Maulana Ismail Maysi Adriani MIFTAHUL JANNAH Miftha Hulladuni Riandi Muhammad Bukhari Tambunan Muhammad Farhan Muhammad Hisyam Muhammad Idris Muhammad Iqbal Muhammad Irfan Rizaldi Muhammad Raihan Ramadhan Muhammad Rizki MUHAMMAD SYAFIQ Muharrani, Muharrani Mukharomah Musthafa Rahman Nanda Mulyani Pratiwi Nandika Dwi Pratama Nazifah Fitri Annisa Nia Ramadhani Niesa Amalia Nova Mulyani Novelia Angely Novita Dyah Islamiyyah Nur Aini Nur Annisa Nur Ikhsaniyah Lubis Nur Rahmadani Fitri Nur Sa'adah Nurhasanah Chan Nurlita Ekasari Nurshafitri NURUL HIKMAH Nuryana Purwasi Oktadilla Fauzana Paras Rindwianto Putri Dewi Sinta Putri Nabilah Putri Nurhidayah PUTRI WULANDARI RAHMALIA, RENNY Rahmi Alya Rahnia Mutari Anli Rani Jutia Anggraini Ridwan Saleh Rika Lestari Rika Lestari Hasibuan Rini Andriani Riri Novia Sari Riri Novia Sari Hasibuan Ririanti Riska Nabela Risma Indriana Riu Anugerah Neoldi Poetra Rizky Ananda Putra Rizky Azzahra Robiatul Adawiyah Romadon Ronal Ramadhan Rosnita Siregar Safira Laila Wulandari Salsa Bila Ivanda Salsa Nurhabibah Salsabila Afifah Riswana SALSABILA, ANNISA Samarotul Silmi Sari Primayeni Satria Parwira Sendi Sendi SITI FATIMAH Siti Khoriah Fitriani Siti Najla P Siti Nurhidayatul Marati Siti Sri Wahyuni Sitti Hawa Sri Hafizatul Wahyuni Zain Sri Widyahati Suci Rahmi Syarifah Aini Syarifah Alfiah Nabilah Syarkani Syuhadatul Husna Ulfa Faizah Ulil Devia Ningrum Umi Kalsum Urai Setiawarni Varisha Qurratul Syaraini Varisha Qurratul Syar’aini Viona Putri Ramadhan Wahyu Hidayat Wenny Khairunnisa Widya Lestari Windi Lestari Yenny Siregar Yesha Arista Sulistiawati Yuli Angraeni Yusriyah Zahra Khairunnisa Zaleha, Siti Zikri Dwi Marpendra