Ercis (Pisum sativum L.) merupakan salah satu tanaman legum dengan segala manfaat baik untuk dikonsumsi atau dimanfaatkan di bidang kesehatan dan pertanian. Mengandung 21,2-32,9% protein, 36,9-39% karbohidrat, vitamin A, B1, dan C, mineral seperti kalsium, potasium, magnesium, dan lainnya serta rendah lemak dan sodium menyebabkan ercis sebagai tanaman yang sangat bermanfaat terlebih ercis dapat menginduksi aktivitas antikanker, antidiabetes, antibakteri, anti-inflamasi, dan lainnya. Kandungan dan manfaat yang dimiliki oleh ercis menyebabkan ercis sebagai tanaman dengan permintaan pasar yang cukup tinggi. Indonesia mengimpor ercis setiap tahunnya dari Ukraina, Cina, dan Australia. Untuk pemenuhan kebutuhan pasar ercis di Indonesia, dibutuhkannya peningkatan kualitas dan kuantitas dari ercis di Indonesia. Poliploidi merupakan keadaan terdapat lebih dari satu pasang kromosom, dan dapat meningkatkan kualitas, hasil, dan adaptasi lingkungan pada tanaman. Poliplodi dapat terjadi salah satunya dikarenakan pemberian kolkisin pada tanaman. Kolkisin merupakan suatu senyawa yang berasal dari ekstrak meadow saffron yang dapat memengaruhi fase mitosis pada tanaman sehingga menyebabkan penggandaan jumlah kromosom dan memengaruhi karakter morfologi tanaman. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui respon 3 genotipe ercis terhadap pemberian kolkisin 700 ppm dengan direndam pada tunas selama 2x24 jam. Data dianalisis menggunakan statistika deskriptif dan diuji menggunakan uji-t 5%. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang pada September-Desember 2022. Hasil penelitian menunjukkan terdapat respon ercis terhadap pemberian kolkisin pada tinggi tanaman, panjang ruas, jumlah bunga, panjang dan bobot kering polong, jumlah biji per polong, bobot kering biji per tanaman, ukuran biji, dan ukuran stomata.