Kesulitan dalam menggunakan bahasa Indonesia masih menjadi persoalan mendasar bagi banyak siswa sekolah dasar dan sangat memengaruhi keberhasilan belajar mereka. Penelitian ini bertujuan menggali berbagai bentuk hambatan berbahasa yang dialami siswa, mulai dari aspek kebahasaan, struktur tata bahasa, ejaan dan tanda baca, hingga pengucapan, serta menelusuri faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus. Subjek penelitian terdiri dari 45 siswa SD Negeri 019 Bonandolok yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan analisis dokumentasi selama enam kali pertemuan. Proses analisis mengikuti model interaktif Miles dan Huberman yang mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa siswa menghadapi hambatan berbahasa pada beberapa aspek. Pada ranah kebahasaan, mereka mengalami keterbatasan kosakata dan kekeliruan dalam memilih kata. Pada aspek tata bahasa, kesalahan pada penggunaan imbuhan dan penyusunan struktur kalimat masih sering muncul. Kesalahan ejaan dan tanda baca terutama terlihat pada kapitalisasi serta penggunaan titik dan koma. Pada aspek pengucapan, logat bahasa daerah Mandailing tampak kuat memengaruhi cara siswa melafalkan kata. Faktor penyebab kesulitan ini berasal dari aspek internal seperti motivasi belajar yang rendah, kurangnya kepercayaan diri, dan kemampuan kognitif dasar serta aspek eksternal berupa dominasi bahasa daerah di lingkungan rumah, metode pembelajaran yang kurang variatif, dan terbatasnya akses media literasi. Temuan tersebut menegaskan perlunya strategi pembelajaran yang lebih kontekstual, bersifat diferensiasi, dan dirancang untuk memperkuat kemampuan literasi berbahasa siswa.