Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Beberapa Sifat Fisika Tanah Gambut Terdegradasi Akibat Kebakaran Lahan di Desa Rasau Jaya Tiga Kabupaten Kubu Raya Haq, Muhammad Idzharul; Anshari, Gusti Z; Nusantara, Rossie W
Pedontropika: Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Vol 11, No 1 (2025): Februari
Publisher : Soil Science Department, Faculty of Agriculture, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pedontropika.v11i1.85530

Abstract

Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem multifungsi sebagai pelindung fungsi hidrologi, sumber keanekaragaman hayati, pangan dan energi dan pengendali iklim global. Kebakaran akan mempengaruhi kemampuan tanah untuk menyerap dan menyimpan air. Kebakaran yang terjadi di lahan gambut berdampak pada sifat fisika tanah gambut. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis sifat fisika tanah antara lahan terbakar dan lahan tidak terbakar. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada pada lahan yang terbakar dan yang tidak terbakar, pada kedalaman 0-20 cm sebanyak 15 sampel pada masing-masing lahan dengan menggunakan ring sampel dan di lanjutkan dengan analisis sampel tanah di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah. Parameter sifat fisika tanah pada penelitian ini meliputi kematangan, kedalaman muka air tanah, bobot isi, porositas total, kadar air kapasitas lapang dan kadar serat gosok. Analisis sifat kimia tanah untuk menentukan C-organik dan kadar abu. Tinggi muka air tanah pada lahan terbakar lebih dalam dengan nilai rata-rata 23,24 cm jika dibandingkan dengan lahan tidak terbakar dengan nilai rata-rata 10,44 cm. Bobot isi tanah pada lahan terbakar memiliki nilai rata-rata 0,22 g/cm3 dan 0,25 g/cm3 pada lahan tidak terbakar. Porositas total tanah pada lahan terbakar memiliki nilai rata-rata 87,09% dan 87,64 % pada lahan tidak terbakar. Kadar air kapasitas lapang pada lahan terbakar memiliki nilai rata-rata 77,52% dan 83,09 % pada lahan tidak terbakar. Kadar serat gosok pada lahan terbakar dan tidak terbakar di kriteriakan sebagai hemik yang memiliki nilai rata-rata 19,22% dan 20,98%. Hal tersebut munjukan bahwa kebakaran lahan tidak terlau menjukan perbedaan yang signifikan terhadap sifat fisika tanah gambut terutama pada bobot isi tanah, porositas total dan kadar air kapasitas lapang.
Pengaruh Sekat Kanal Terhadap Beberapa Sifat Fisika dan Kimia dalam Air Saluran Drainase Gambut Terdegradasi Dayanti, Erin; Anshari, Gusti Z; Gusmayanti, Evi; Andriyani, Yulita; Barry, Desi Silvani Putri Aulian; Bowen, Jennifer C; Gates, Ruby; Perryman, Clarice R; Hoyt, Alison
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 23, No 5 (2025): September 2025
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.23.5.1155-1161

Abstract

Lahan gambut di Indonesia seluas 13,4 juta hektar, dan sekitar 60% degradasi akibat drainase untuk pembangunan pertanian dan hutan tanaman industri. Pembangunan sekat kanal merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak sekat kanal terhadap beberapa sifat fisika dan kimia air saluran drainase sebelum dan setelah sekat kanal. Penelitian dilakukan pada lima sekat kanal di desa Rasau Jaya Umum, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Metode yang digunakan meliputi survei lapangan, pengambilan dan analisis sampel air. Untuk menganalisis perbedaan beberapa sifat fisika dan kimia sebelum dan setelah sekat kanal. Dilakukan Uji T dengan program Real Statistics. Penyebaran data hasil pengukuran ditampilkan dengan diagram kotak (boxplot). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah sekat kanal temperature lebih tinggi yaitu 31,28˚C ± 3,00 dibandingkan sebelum sekat kanal 29,54˚C ± 0,93 dan pH air setelah sekat kanal 3,91 ± 0,28 dibandingkan sebelum sekat kanal 3,63 ± 0,18, namun kadar oksigen terlarut setelah sekat kanal lebih rendah yaitu 0,86 mg/l ± 0,37 dibandingkan sebelum sekat kanal 1,25 ± 0,71. Kedalaman air saluran menunjukkan penurunan yang signifikan setelah sekat kanal yaitu 25,20 cm ± 8,32 sedangkan sebelum sekat kanal 49,70 cm ± 11,37. (p sebesar 0,000) menunjukkan bahwa perbedaan ini signifikan secara statistik, yang berarti sekat kanal berpengaruh terhadap kedalaman air saluran. Kedalaman muka air tanah (water level height) menunjukkan penurunan setelah sekat kanal yaitu 30,50 cm dengan standar deviasi 11,63 sedangkan sebelum sekat kanal 36,15 cm dengan standar deviasi 10,99, namun p-value yang lebih besar dari 0,05 (0,093) menunjukkan bahwa perbedaan ini tidak signifikan secara statistik. Konsentrasi besi terlarut lebih rendah setelah sekat kanal yaitu 9,68µM ± 2,66 dibandingkan sebelum sekat kanal, yaitu 13,20µM ± 1,47, yang menunjukkan kondisi oksidatif yang lebih dominan. Sementara itu, karbon organik terlarut (DOC) tidak menunjukkan perbedaan signifikan, meskipun rerata nilai DOC sedikit lebih tinggi sebelum sekat kanal. Temuan ini menunjukkan sekat kanal menyebabkan akumulasi Fe, yang berpengaruh terhadap perombakan bahan organik menjadi emisi gas rumah kaca.