Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Makna Kata Manna Wa Salwa dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 57 (Studi Komparatif Tafsir Klasik dan Kontemporer) Ridhani, Muhammad Rifqi; Dasuki, Akhmad
Al-Muhith: Jurnal Ilmu Qur'an dan Hadits Al-Muhith Vol. 4, No. 1 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/am.v4i1.5092

Abstract

Frasa Manna wa Salwa dalam Q.S. al-Baqarah [2]:57 bukan sekadar kisah historis tentang rezeki langit yang dikaruniakan kepada Bani Israil, melainkan menjadi simpul penting dalam wacana tafsir lintas zaman yang memperlihatkan dinamika pergeseran makna dari literalitas ke simbolisme kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konstruksi makna Manna wa Salwa dalam perspektif tafsir klasik dan kontemporer, serta menggali relevansinya dalam kehidupan modern melalui pendekatan komparatif. Data diperoleh melalui studi pustaka terhadap tafsir Ibn Katsir, al-Qurtubi, al-Munir, dan al-Misbah. Penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif dengan menekankan analisis terhadap kecenderungan metodologis dan interpretatif dari masing-masing mufasir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tafsir klasik umumnya menekankan aspek tekstual dan historis, di mana manna dimaknai sebagai zat manis alami seperti madu atau getah pohon, dan salwa sebagai burung puyuh yang dagingnya dapat dikonsumsi. Sebaliknya, tafsir kontemporer membuka ruang interpretasi yang lebih fungsional, di mana keduanya tidak hanya dipahami sebagai objek fisik semata, tetapi juga sebagai simbol dari rezeki ilahi yang bergizi dan menunjang daya tahan fisik manusia. Riset ini mengembangkan dimensi kontekstual bahwa manna di era sekarang dapat dipadankan dengan makanan bergizi tinggi seperti kurma, madu, atau suplemen alami, sementara salwa dapat dimaknai sebagai protein hewani seperti ayam, bebek, atau ikan yang kaya akan nutrisi.