Kejadian bencana alam di Indonesia meningkat akibat krisis perubahan iklim yang berdampak pada hilangnya tempat tinggal serta modal penghidupan para korban. Sebagai upaya mengurangi risiko bencana, hunian berteknologi RISHA menjadi solusi Pemerintah bagi korban yang direlokasi. Kurangnya pertimbangan terhadap sumber penghidupan masyarakat mengakibatkan timbulnya masalah baru, seperti fenomena penyesuaian rumah. Hasil survei menunjukkan adanya penyesuaian menggunakan material lain selain komponen RISHA, meskipun ada ketentuan tidak boleh melakukan perubahan pada hunian. Sampai saat ini, evaluasi penilaian kepuasan penghuni terhadap hunian RISHA belum dilakukan secara empiris, sehingga dikhawatirkan luput melihat kebutuhan masyarakat yang sebenarnya. Studi ini bertujuan untuk menilai tingkat kepuasan penghuni terhadap hunian RISHA pasca bencana dan mengidentifikasi adaptasi merumah pada hunian dikaitkan dengan strategi memperbaiki modal penghidupan. Metode kuantitatif melalui survei angket terhadap 232 penghuni menghasilkan penilaian kepuasan hunian pada skor 69,70% (cukup puas), sementara metode kualitatif melalui observasi serta wawancara mendalam menyimpulkan bahwa housing adjustment menjadi strategi penghuni untuk mengatasi ketidakpuasan merumah dan membangun kembali modal penghidupan. Temuan ini memberikan masukan terhadap kebijakan penyediaan hunian pasca bencana, dimana penyesuaian pada hunian RISHA selayaknya tidak dinilai sebagai hal negatif, namun justru perlu mendapatkan pendampingan dan dukungan dari pemerintah sebagai bagian dari upaya pemulihan kondisi korban pasca direlokasi.