Hernia menempati urutan ke 14 sebagai penyakit paling banyak menyumbang pasien rawat jalan dan rawat inap. Berdasarkan Kemenkes tahun 2021 hernia menjadi penyakit berjumlah 20.400 pasien, di tahun 2018 sepuluh penyakit rawat inap terbanyak hernia menduduki peringkat ke 8 dengan jumlah pasien 286 dengan angka 2.45% dari total jumlah pasien rawat inap, sehingga perlu dilakukanya evaluasi pengobatan pada peyakit hernia terutama pada pemilihan dan pemberian obat saat pembedahan seperti penggunaan antibiotik profilaksis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah hernia di RSUD Kota Madiun, menggunakan pendekatan crosssectional dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Data yang di ambil meliputi data rekam medis pasien dengan kriteria pasien dengan diagnosa penyakit hernia, pasien yang mendapat tindakan operasi bedah, pasien dengan usia diatas 18 tahun atau pasien dewasa, dan pasien dengan data rekam medis yang lengkap meliputi data pengobatan dan data umum pasien.hasilpenelitian menggambarkan daritotalpasien yang terkena hernia 93% diantaranya didominasi oleh pasien laki-laki daripada wanita yang hanya 7%, usia paling banyak terkena hernia adalahpasiendenganusia65tahunkeatasberjumlah58%(58pasien).Hasilpenelitian pada bedah herniadengan nilai DDD (Defined Daily Dose)tertinggidan menjadi antibiotik yang paling banyak digunakanadalah Cefazolin dengan total 17,05 DDD/100 hari rawat sebagai antibiotik yang paling sering diberikan dari 100 pasien rawat inap dimana 72 diantaranya menggunakan cefazolin.