Indonesia memiliki potensi besar di sektor pertanian dengan kekayaan sumber daya alam seperti padi, jagung, kopi, dan kelapa sawit. Namun, optimalisasi produksi masih menjadi tantangan, mengingat kebutuhan domestik yang meningkat dan peluang ekspor yang luas. Pemerintah desa memiliki peran strategis dalam pengembangan pertanian melalui inovasi teknologi, efisiensi lahan, dan peningkatan kapasitas petani. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara dengan pihak terkait, dan analisis dokumentasi. Data dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman yang mencakup pengumpulan, penyaringan, penyajian, serta penarikan kesimpulan. Hasil peneltian menunjukkan bahwa Pemerintah Desa Wilayut berperan sebagai fasilitator dalam penyediaan infrastruktur pertanian, seperti perbaikan akses jalan dan sistem irigasi, serta penyediaan alat pertanian modern. Sebagai penggerak, pemerintah desa mengoordinasikan distribusi pupuk dan membangun kemitraan untuk mendukung ketersediaan sumber daya pertanian. Selain itu, sebagai regulator, pemerintah desa menetapkan kebijakan lingkungan untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian. Dalam implementasinya, Peran pemerintah desa terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi masih terdapat kendala dalam alokasi pupuk dan kerja sama dengan pihak eksternal. Peningkatan kapasitas petani dan penguatan regulasi lingkungan menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan sektor ini. Perlu adanya implementasi kebijakan yang lebih kuat, termasuk penguatan kerja sama dengan BUMDes dan sektor swasta, serta peningkatan program edukasi bagi petani untuk mengadopsi teknologi pertanian berkelanjutan. Indonesia has great potential in the agricultural sector with its wealth of natural resources such as rice, corn, coffee, and palm oil. However, optimizing production is still a challenge, given the increasing domestic demand and broad export opportunities. The village government has a strategic role in agricultural development through technological innovation, land efficiency, and increasing farmer capacity. This study uses a descriptive qualitative approach with data collection techniques through field observations, interviews with related parties, and documentation analysis. Data were analyzed using the Miles and Huberman model which includes collection, filtering, presentation, and drawing conclusions. The results of the study show that the Wilayut Village Government acts as a facilitator in providing agricultural infrastructure, such as improving road access and irrigation systems, as well as providing modern agricultural tools. As a driver, the village government coordinates the distribution of fertilizers and builds partnerships to support the availability of agricultural resources. In addition, as a regulator, the village government sets environmental policies to maintain the sustainability of the agricultural sector. In its implementation, the role of the village government has proven effective in increasing agricultural productivity, but there are still obstacles in the allocation of fertilizers and cooperation with external parties. Increasing farmer capacity and strengthening environmental regulations are key to maintaining the sustainability of this sector. There needs to be stronger policy implementation, including strengthening cooperation with BUMDes and the private sector, as well as increasing educational programs for farmers to adopt sustainable agricultural technologies.