Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

OPTIMASI BUDIDAYA POLIKULTUR NILA DAN LELE DI TAMBAK TRADISIONAL KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK Rohman, Ahmad Chobaibur; Firmani, Ummul
SEMAH Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Perairan Vol 9, No 1 (2025): SEMAH: Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Perairan
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/semahjpsp.v9i1.1744

Abstract

Potensi besar dalam budidaya ikan air tawar seperti nila (Oreochromis niloticus) dan lele (Clarias sp.) ada pada Kabupaten Gresik, khususnya Kecamatan Sidayu. Namun, budidaya ikan khususnya di kolam tanah tradisional masih menghadapi kendala seperti rendahnya efisiensi pakan, fluktuasi kualitas air, serta serangan penyakit. Salah satu solusi yang menjanjikan adalah sistem polikultur, yaitu membudidayakan kedua spesies secara bersamaan untuk menciptakan ekosistem yang lebih seimbang. Penelitian ini bertujuan menentukan rasio tebar ideal, pengelolaan kualitas air, serta pengaruh polikultur terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan variasi rasio tebar nila dan lele di tambak tradisional. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan berat ikan, survival rate, kualitas air, dan FCR. Data dianalisis secara deskriptif. Sistem polikultur memanfaatkan relung ekologis yang berbeda, mengurangi kompetisi sumber daya dan menjaga kualitas air secara alami. Hal ini meningkatkan produktivitas tambak serta ketahanan terhadap perubahan lingkungan. Penelitian ini membuktikan bahwa polikultur nila dan lele merupakan alternatif efektif dalam meningkatkan efisiensi produksi dan keberlanjutan budidaya ikan di kolam tanah tradisional. Kesimpulannya Sistem polikultur nila-lele di kolam tanah tradisional Sidayu, Gresik, berpotensi besar dikembangkan dengan rasio tebar optimal 100:0 (nila:lele). Hasilnya, pertumbuhan nila mencapai 692.000 gram dengan survival rate 88% dan FCR 1,8 yang memenuhi standar FAO. Polikultur ini meningkatkan produktivitas tambak, memanfaatkan relung ekologis berbeda, dan mengurangi kompetisi sumber daya dibanding monokultur.