Penelitian ini membahas peran kekuasaan sebagai sumber ketimpangan sosial dalam masyarakat dengan menggunakan perspektif teori konflik Ralf Dahrendorf. Latar belakang penelitian ini adalah ketimpangan distribusi kekuasaan yang menciptakan kesenjangan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis keterkaitan antara struktur kekuasaan dan ketimpangan sosial serta memahami bagaimana dominasi kelompok tertentu menciptakan dan mempertahankan ketidakadilan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam terhadap informan yang memiliki pemahaman dan pengalaman langsung terhadap isu kekuasaan dan ketimpangan. Data dianalisis dengan teknik analisis tematik untuk menemukan pola-pola yang relevan dengan teori konflik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketimpangan sosial disebabkan oleh dominasi kekuasaan kelompok elite yang menggunakan otoritas untuk menjaga status quo, memarginalkan kelompok subordinat, serta memperkuat sistem sosial yang timpang. Faktor-faktor seperti lemahnya oposisi, ketimpangan akses terhadap sumber daya, proses kebijakan yang tidak inklusif, dan budaya politik yang tidak sehat memperparah kondisi tersebut. Konflik yang timbul menjadi pendorong bagi perubahan sosial yang lebih adil. Penelitian ini menegaskan perlunya reformasi struktural demi menciptakan tatanan masyarakat yang lebih setara dan berkeadilan.