Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tahapan Penerimaan Diri Disabilitas Sensorik Netra Bukan Bawaan Lahir Dani, Wulan Rahma; Ruby, Arcivid Chorynia
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 10, No 1 (2025): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v10i1.14962

Abstract

Visual sensory disability is a term that refers to a person's condition who has problems or difficulties in seeing. Self-acceptance is the ability to accept everything about oneself. This study aims to analyze the stages of self-acceptance in non-congenital visual sensory disabilities. The research subjects were selected based on the criteria of informants with non-congenital visual sensory disabilities. The data collection method for this study used a phenomenological approach with observation and interview techniques. The data analysis method used was coding and triangulation source credibility testing. The results showed that each informant experienced different stages of self-acceptance. Informant A went through stages of denial, anger, bargaining, depression and finally reached acceptance. A had felt hopeless, isolated himself, and thought about ending his life, but support from his family helped him to accept the situation. Informant S went through all stages, from denial, anger, bargaining, depression, to acceptance. S showed a high spirit to recover even though he had damaged things and thought about committing suicide. Meanwhile, Informant M only went through three stages, namely denial, anger, and acceptance. Family support and sports activities really helped him to get motivation for the future, even though M felt tired and pessimistic. Disabilitas sensorik netra adalah istilah yang merujuk pada kondisi seseorang yang mengalami masalah atau kesulitan dalam penglihatan. Penerimaan diri adalah kemampuan untuk menerima segala sesuatu tentang diri sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tahapan penerimaan diri pada disabilitas sensorik netra bukan bawaan lahir. Subjek penelitian dipilih berdasarkan kriteria informan dengan penyandang disabilitas sensorik netra bukan bawaan lahir. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan teknik observasi dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah coding dan uji kredibilitas triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap informan mengalami tahapan penerimaan diri yang berbeda-beda. Informan A melewati tahapan penyangkalan, kemarahan, tawar-menawar, depresi dan akhirnya mencapai penerimaan. A pernah merasa putus asa, mengisolasi diri,dan berpikir untuk mengakhiri hidup,tetapi dukungan dari keluarganya membantunya untuk menerima keadaan. Informan S mengalami semua tahapan,mulai dari penyangkalan, kemarahan, tawar-menawar, depresi, hingga penerimaan. S menunjukkan semangat yang tinggi untuk sembuh meskipun sempat merusak barang dan berpikir untuk bunuh diri. Sementara itu, Informan M hanya melalui tiga tahapan, yaitu penyangkalan, kemarahan, dan penerimaan. Dukungan keluarga dan aktivitas olahraga sangat membantunya untuk mendapatkan motivasi untuk masa depan, meskipun M sempat merasa lelah dan pesimis.
Pengaruh Latihan Buerger Allen Exercise terhadap Perfusi Perifer Pasien Diabetes Melitus Tipe II Suratun, Suratun; Dani, Wulan Rahma; Nabila, Ananda Prisa Putri; Pandega, Ananda Rizti
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 11 (2025): Volume 5 Nomor 11 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i11.19107

Abstract

ABSTRACT Peripheral tissue perfusion disorders occur due to decreased blood circulation to the periphery so that blood cannot flow normally throughout the body. Ineffective peripheral tissue perfusion in patients with diabetes mellitus is a common complication and is a nursing problem that must be  anddressed quickly so that more severe complications do not occur, blood circulation that is not smooth will cause emergencies in patients with diabetes mellitus. Decreased circulation can be characterized by frequent tingling, muscle cramps, stiffness and cold hands, dry and cracked skin and slow healing wounds. Narrowing of the arteries or periphery can be measured through non-invasive examinations, one of which is the Ankle Brachial Index (ABI) examination which functions to detect clinical signs and symtoms of decreased peripheral perfusion that can cause diabetic angiopathy and neuropathy. Actions that can be recommended for patients with peripheral perfusion disorders include physical exercise to improve blood circulation with Buerger Allen Exercise. The purpose of this study was to determine the effect of Buerger Allen Exercise on peripheral perfution in patients with Type II DM. method: quantitative research design with quasi-experimental design one group pre and post test on a sample of 24 respondents at the Muhammadiyah Hospital Palembang. Data analysis using dependent t-test. The results of the study showed the effect of Buerger Allen Exercise on peripheral perfusion of Type II DM patients with a p-value 0.004. Keywords: Buerger Allen Exercise, Peripheral Perfusion, Type II DM  ABSTRAK Gangguan perfusi perifer jaringan terjadi dikarenakan penurunan sirkulasi darah ke perifer sehingga darah tidak dapat mengalir secara normal keseluruh tubuh. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer pada penderita diabetes mellitus merupakan komplikasi yang sering terjadi dan merupakan masalah keperawatan yang harus diatasi dengan cepat agar tidak terjadi komplikasi yang lebih berat, sirkulasi darah yang tidak lancer akan menyebabkan kegawadaruratan pada pasien diabetes mellitus. Penurunan sirkulasi dapat ditandai dengan sering kesemutan, kram otot, kaku dan tangan terasa dingin, kulit kering dan pecah-pecah serta luka lambat sembuh. Penyempitan arteri atau perifer dapat diukur melalui pemeriksaan non invasive salah satunya adalah dengan pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI) yang berfungsi untuk mendeteksi tanda dan gejala klinik dari penurunan perfusi perifer yang dapat mengakibatkan angiopati dan neuropati diabetic. Tindakan yang dapat dianjurkan pada pasien diabetes mellitus dengan gangguan perfusi perifer salah satunya adalah latihan fisik untuk meningkatkan sirkulasi darah dengan latihan Buerger Allen Exercise. Tujuandari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan buerger allen exercise terhadap perfusi perifer pasien DM Tipe II. Desain penelitian kuantitatif dengan rancangan quasi eksperimen one group pre dan post tes pada sampel yang berjumlah 24 responden di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Analisis data menggunakan uji dependen t-tes. Hasil penelitian ada pengaruh latihan Buerger Allen Exercise terhapa perfusi perifer pasien DM Tipe II dengan p-Value 0,004.  Kata Kunci: Buerger Allen Exercise, Perfusi Perifer, DM Tipe II.