Manusia merupakan mahluk sosial yang dimana pada hakikatnya selalu membutuhkan keberadaan manusia lain untuk berinteraksi serta memenuhi kebutuhan hidup. Dalam proses tersebut terbentuk kelompok sosial yang berperan sebagai ruang berbagi pengalaman, penguatan identitas, serta sumber dukungan emosional. Salah satu fenomena yang sering muncul adalah polarisasi, yaitu keterbelahaan antar kelompok akibat perbedaan latar belakang, pandangan, maupun pengaruh media digital.Dalam kehidupan kampus, fenomena ini semakin relevan karena mahasiswa berada pada fase pembentukan identitas dan jaringan sosial. Penelitian ini bertujuan menggambarkan bagaimana polarisasi pergaulan terbentuk, dan dimaknai mahasiswa dalam interaksi sehari – hari. Tetapi selain itu juga untuk menganalisis faktor penyebab serta dampaknya bagi komunikasi mahasiswa pada lingkungan kampus. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek mahasiswa Universitas Djuanda. Dipilihnya informan melalui Teknik purposive sampling mengacu pada kriteria keterlibatan dalam kelompok pergaulan dan pengalaman berinteraksi di lingkungan kampus. Sebanyak sepuluh mahasiswa dari latar belakang berbeda diwawancarai secara mendalam, disertai observasi langsung untuk memperkuat data. Serta analisis dilakukan secara tematik untuk menemukan pola interaksi dan kecenderungan polarisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok pertemanan terbentuk karena kesamaan jurusan, minat, hobi, maupun kedekatan sebelumnya. Kesamaan ini menubuhkan rasa nyaman dan solidaritas, tetapi juga memunculkan gejala polarisasi berupa gosip, prasangka, sindiran, serta keterbatasan komunikasi lintas kelompok. Temuan ini sejalan dengan teori identitas sosial dan konsep groupthink, yang menjelaskan bagaimana solidaritas internal dapat sekaligus mempersempit ruang bagi pandangan berbeda dalam lingkungan pergaulan mahasiswa.