Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Perubahan Garis Pantai Menggunakan Digital Shoreline Analysis System (DSAS) di Pesisir Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta Diana, Valen Febirose; Prasetyawan, Indra Budi; Wijaya, Yusuf Jati
Indonesian Journal of Oceanography Vol 7, No 2 (2025): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v7i2.26219

Abstract

Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan wilayah pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan rentan terhadap perubahan garis pantai akibat faktor alam seperti gelombang, angin, pasang surut, serta aktivitas manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menghitung luasan perubahan garis pantai di pesisir  Kulon Progo pada kurun waktu 2022 hingga 2024 menggunakan Citra Sentinel-2 dengan metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS), serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai di wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui analisis citra Sentinel-2 untuk digitasi garis pantai dengan metode NDWI dan DSAS. Pengambilan sampel sedimen dilakukan pada 5 (lima) titik di sepanjang pesisir Kulon Progo. Pemilihan 5 lokasi dengan masing-masing 1 titik pengambilan data bertujuan untuk mewakili kondisi sedimen di area pesisir secara keseluruhan. Hasil analisis DSAS menunjukkan perubahan garis pantai signifikan dengan laju abrasi dan akresi bervariasi. Tinggi gelombang maksimum meningkat dari 3,58 m pada tahun 2022 menjadi 4,66 m di tahun 2024, sementara kecepatan longshore current meningkat dari 1,11 m/s pada tahun 2022 menjadi 1,77 m/s di tahun 2024. Transpor sedimen meningkat dari 452.318,585 m³/tahun pada tahun 2022 menjadi 733.371,87 m³/tahun di tahun 2024. Distribusi sedimen didominasi pasir (83–99%), menunjukkan lingkungan berenergi tinggi. Luas akresi tertinggi terjadi pada tahun 2023 – 2024 sebesar 118,56 ha, sedangkan abrasi tertinggi tercatat sebesar 52,67 ha pada tahun 2022 – 2024.