Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Setting time evaluation of injectable carbonate apatite cement using various sodium carboxymethylcellulose (Na CMC) concentration Cahyanto, Arief; Permatasari, Indah; Febrida, Renny
Padjadjaran Journal of Dentistry Vol 30, No 2 (2018): July
Publisher : Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.605 KB) | DOI: 10.24198/pjd.vol30no2.18321

Abstract

Introduction: The injectable calcium phosphate cement has the advantage to be used in the bone defect with the limited access which supports a minimally invasive surgical technique. These Injectability properties of calcium phosphate cement can be modified by adding a sodium carboxymethylcellulose (Na CMC). The aim of this present study is to investigate the setting time of injectable bone cement based on CO3Ap using various Na CMC concentration. Methods: Vaterite (a polymorph of CaCO3) and Dicalcium Phosphate Anhydrous (DCPA) as powder phase mixed with 0.2 mol/L Na2HPO4 solution containing 1% polyethylene glycol (PEG) and various concentration of Na CMC as followed 0.5%, 1%, 1.5%, and 2%, respectively. Each concentration groups was consisting of 5 samples from total 20 samples. Powder and liquid phase was mixed with a spatula at a liquid to powder (L/P) ratio of 0.4. The setting time of CO3Ap cement was evaluated according to the modification method standardized by ISO 1566 for dental zinc phosphate cement using a custom fabricated Vicat needle apparatus. The cement was maintained at 37ºC and 100% relative humidity as a standard requirement. Results: The mean value of setting time cement was as followed 0.5% Na CMC 35:06 minutes, 1% Na CMC 38:48 minutes, 1.5% Na CMC 40:06 minutes, and 2% Na CMC 41:30 minutes. The result is statistically significant (p<0.05) with the group of 0.5% Na CMC compared to others group. Conclusion: Increasing the concentration of Na CMC could prolong the setting time of CO3Ap cement.
Uji daya antibakteri semen karbonat apatit terhadap Streptococcus mutansAntimicrobial Effect of Carbonate Apatite Cement Againts Streptococcus Mutans Myrna Nurlatifah Zakaria; Astrin Meita Nurfauziah; Indah Puti Rahmayani Sabiri; Arief Cahyanto
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 3, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v3i2.24767

Abstract

Semen karbonat apatit merupakan bahan biokeramik yang dapat menstimulasi perbaikan jaringan termineralisasi. Semen ini memiliki pH basa sehingga dapat bersifat antimikroba. Streptococcus mutans merupakan bakteri yang sering ditemukan pada infeksi endodontik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya antimikroba semen karbonat apatit khususnya terhadap Streptococcus mutans. Subjek pada penelitian ini terdiri dari 8 subjek semen karbonat apatit dengan 2 rasio bubuk/cairan berbeda, yaitu 0,5 dan 0,8 serta semen kalsium hidroksida sebagai kontrol. Penelitian dilakukan dengan metode sumuran difusi agar Kirby Bauer yang menggunakan medium agar Mueller Hilton dengan menghitung diameter zona hambat pertumbuhan Streptococcus mutans pada interval waktu 1, 3, dan 5 hari. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dan statistik menggunakan One-Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahawa semen karbonat apatit memiliki daya antibakteri pada interval waktu 1, 3, dan 5 hari, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) antar kelompok semen karbonat apatit  dengan rasio bubuk/cairan 0,5 dengan 0,8. Kesimpulan penelitian ini adalah semen karbonat apatit memiliki daya antimikroba terhadap Streptococcus mutans, namun daya antibakteri kalsium hidroksida lebih besar dibandingkan semen karbonat apatit.
Nilai pH hidrolisis pada teknik sol-gel terhadap ukuran dan zeta potensial partikel keramik mullite sebagai bahan pengisi komposit kedokteran gigi Yanwar Faza; Nina Djustiana; Arief Cahyanto; I Made Joni; Kosterman Usri
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 1, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v1i1.22298

Abstract

Pendahuluan: Kecenderungan aggregasi dan aglomerasi partikel keramik ukuran nano di dalam resin (komposit kedokteran gigi) menjadi suatu tantangan untuk dapat mensintesis nano partikel mullite dengan teknik solution gelation (sol-gel). Nilai pH hidrolisis pada teknik sol-gel diketahui mempengaruhi ukuran dan zeta potensial partikel keramik sehingga mempengaruhi kestabilan distribusi partikel keramik di dalam cairan. Metode: Desain penelitian berupa penelitian deskriptif. Partikel mullite dihasilkan melalui prekursor tetraethyl orthosilicate (TeOS) dan aluminium nitrate (Al2(NO3)3) yang di dicampurkan pada tahap hidrolisis dengan pengaturan pH yang bervariasi: pH 2, pH 3 dan pH 4. Partikel mullite yang dihasilkan di karakterisasi menggunakan Dynamic light scattering (DLS) untuk mengetahui ukuran dan zeta potensial partikel mullite. Hasil: Ukuran rerata partikel mullite yang dihasilkan pada pH 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah 2349,7 nm, 1281 nm dan 245,9 nm. Hasil memperlihatkan penurunan ukuran partikel seiring dengan peningkatan pH. Mulite dengan pH hidrolisis 4 berukuran nanometer, sementara mullite dengan pH 2 dan 3 berukuran mikron. Sementara itu, nilai zeta potensial pada keramik mullite yang dihasilkan pada pH 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah 31,7 mV, 40,7 mV dan 29,2 mV. Nilai zeta potensial pada semua kelompok mullite, masuk pada kategori stabil. Simpulan: Partikel mullite yang dihasilkan dengan pH hidrolisis 4 dapat menjadi alternatif bahan pengisi kedokteran gigi karena memiliki ukuran nano dan kestabilan partikel yang baik.Kata kunci: Mullite, pH hidrolisis, ukuran partikel, zeta potensial, sol-gel
Pemanfaatan Manggis Sebagai Sediaan Antiseptik dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat di Desa Sayang, Jatinangor, Sumedang Nasrul Wathoni; Norisca Aliza Putri; Arief Cahyanto; Muchtaridi Muchtaridi
Majalah Farmasetika Vol 5, No 2 (2020): Vol. 5, No. 2, Tahun 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v5i2.26393

Abstract

Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) merupakan suatu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, yang mana mahasiswa mengaplikasikan apa yang sudah diterima selama perkuliahan. KKN periode Juni 2019 bersifat terpadu dengan kegiatan Riset dan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Dosen. Manggis memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, salah satunya kandungan Xanthone pada kulit manggis yang berfungsi sebagai antiseptik yang menjadi fokus program kerja KKN-PPM ini. Kulit manggis diolah menjadi produk antiseptik yang dapat digunakan secara praktis oleh masyarakat. Produk olahan dari kulit manggis berupa Sabun Cair Antiseptik dan Gel Antiseptik. Setelah kegiatan KKN-PPM ini berakhir, pengetahuan masyarakat tentang pengolahan buah atau tumbuhan sebagai produk yang bermanfaat bagi kebersihan dan kesehatan, khususnya buah manggis, diharapkan dapat bertambah.setelah dilakukannya penyuluhan mengenai betapa pentingnya menjaga kesehatan terutama pada hal mencuci tangan dengan benar maka dengan begitu tingkat kesehatan masyarakat akan meningkat seiring dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Setelah dilakukan penyuluhan tentang manfaat buah manggis  kami mendapati bahwa pengetahuan masyarakat tentang manggis meningkat, khususnya pada pengetahuan tentang manfaat buah manggis yang saat pre-test sebanyak 76.92% menjawab benar kemudian saat post-test meningkat menjadi  84.61%.  Berdasarkan pre-test dan post-test yang kami lakukan juga dapat disimpulkan pengetahuan masyarakat tentang  buah manggis dapat diolah menjadi produk antiseptic juga meningkat, dimana saat pre-test 76.92% menjawab benar dan setelah post-test   100%  menjawab benar. Kemudian setelah dilakukan praktek langsung membuat gel antiseptic bersama masyarakat, berdasarkan post-test kami mendapati bahwa  46.15% masyarakat sangat tertarik dan 23.03% tertarik dengan gel antiseptik.Kata kunci: Manggis, Desa Sayang, Sabun Cair Antiseptik, Gel Antiseptik 
WEBINAR & WORKSHOP VIRTUAL SEBAGAI SARANA SOSIALISASI PHBS DAN POTENSI KULIT MANGGIS DI MASA PANDEMI COVID-19 DI MASYARAKAT Nasrul Wathoni; Ronny Lesmana; Norisca Aliza Putri; Nabilah Muhamad; Arief Cahyanto; Muchtaridi Muchtaridi
Dharmakarya Vol 10, No 2 (2021): Juni, 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v10i2.28981

Abstract

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Pada Masyarakat (KKN-PPM) merupakan kesempatan kepada mahasiswa untuk serta berinovasidan mengembahkan pemikiran agar dapat membantu mengatasi masalah dimasyarakat. Pada periode ini KKN dilaksanakan secara daring akibat adanya kondisi khusus darurat yakni pandemi Covid-19. Tema seminar online KKN-PPM “Potensi Manggis dalam Sediaan Sabun Antiseptik dan Olahan Pangan Fungsional Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19 di Masa Adaptasi Baru”. Seminar online ini dilakukan pada tanggal 25 Juli 2020, pukul 10.00 WIB hingga 12.05 WIB. Seminar dan workshop virtual ini mengedukasi perilaku hidup sehat dan bersih saat masa Pandemi Covid-19, termasuk bagaimana kebiasaan mencuci tangan dan penggunaan masker sebagai upaya menekan penularan Covid-1, serta manfaat kulit manggis sebagai antioksidan. pemaparan beragam manfaat antioksidan pada kulit manggis salah satunya sebagai pengatur berbagai aktivitas inflamasi dan memberi signaling pathways dalam sel imun, terutama makrofag sehingga dapat mengoptimalkan kerja sistem imun. Peran bahan aktif Xanthones pada kulit manggis sebagai anti-bakteri, anti-jamur, anti-virus dan sumber antioksidan serta pengolahan produk kulit manggis menjadi fokus edukasi KKN-PPM. Kulit manggis dapat diolah menjadi sedian antiseptik dan olahan pangan fungsional seperti pempek, yogurt, dan wedang. Evaluasi kegiatan menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design tentang PHBS dan potensi kulit manggis Berdasarkan hasil analisa data, terdapat peningkatan pengetahuan tentang upaya perilaku hidup sehat sebagai pencegahan Covid-19 dan manfaat buah manggis sebesar 24.09 % dari data pra dan pascakegiatan. kegiatan ini berkontribusi memberikan pengetahuan pada partisipan dalam mendukung penguatan sosialisasi perilaku hidup sehat saat masa Covid-19 dan manfaat kesehatan dari kulit manggis.Dari Penelitian Xanthonespada kulit manggis berpotensi sebagai anti-virus yang mungkin dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber zat aktif untuk terapi Covid-19.
Inhibitory effect of calcium hydroxide combined with Nigella sativa against Enterococcus faecalis Myrna Nurlatifah Zakaria; Yusfien Shabrina Putri; Asih Rahaju; Sri Fatmawati; Arief Cahyanto
Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) Vol. 54 No. 4 (2021): December 2021
Publisher : Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga https://fkg.unair.ac.id/en

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/j.djmkg.v54.i4.p181-185

Abstract

Background: Calcium hydroxide is the gold standard medicament for root canal treatment. Enterococcus faecalis, the primary cause of intraradicular persistent endodontic infection, is often identified even after endodontic treatment. Thymoquinone, an active ingredient of Nigella sativa, has an antimicrobial effect on both gram-negative and positive bacteria, including E. faecalis. Purpose: This study aimed to evaluate the inhibitory effect of calcium hydroxide combined with Nigella sativa extract and determine the best ratio for the combined material. Methods: This is an experimental study comprised of six groups (n = 4 per group) based on the material and its ratio, namely; (1) calcium hydroxide; (2) Nigella sativa extract; and groups of the combination of calcium hydroxide and Nigella sativa extract with a ratio (3) 70:30, (4) 50:50, (5) 30:70, (6) 10:90. The inhibitory effect against E. faecalis was evaluated by the agar well diffusion method in Muller–Hinton agar. Observation of the inhibitory zone was performed on the first, third, and seventh days. The collected data were analysed by a one-way ANOVA and LSD post hoc test. Results: Calcium hydroxide has the highest inhibitory effect, and the combination of Nigella sativa extract with calcium hydroxide ratio 50:50 was second. The inhibitory zone of these two groups was significantly higher than in any other group (p<0.05). Conclusion: Nigella sativa extract combine with calcium hydroxide did not enhance calcium hydroxide’s antimicrobial property against E. faecalis. An equal amount of Nigella sativa and calcium hydroxide is the best combination ratio, with a stable effect for up to seven days.
Evaluation of calcium ion release in calcium hydroxide prototype as intracanal medicament Atia N. Sidiqa; Myrna N. Zakaria; Ira Artilia; Zwista Y. Dewi; Arief Cahyanto
Journal of Dentomaxillofacial Science Vol. 5 No. 2 (2020): (Available online: 1 August 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15562/jdmfs.v0i0.1017

Abstract

Objective:Calcium Hydroxide (Ca(OH)2 ) has been widely used in many dental treatments such as pulp capping, dentin hypersensitivity and as an endodontic intracanal medicament. Ca(OH)2 is highly alkaline, has antimicrobial, and remineralization action by releasing Ca2+ and OH. Ca2+ release plays an important role in cell proliferation and remineralization of hard tissue healing. Indonesian limestone can be synthesized to produce Ca(OH)2 that can be an alternative to commercial Ca(OH)2 available. Therefore this study aimed to synthesized a Ca(OH)2 prototype and evaluate the Ca2+ released by the Ca(OH)2 prototype.Material and Methods: Ca(OH)2 prototype was synthesized from limestone by calcination process and characterized by XRD and FTIR. The Ca(OH)2 prototype was then manipulated to a pasta form by mixing the powder with distilled water in 0.8 w/p ratio then inserted to a polyethylene tubed (2x10mm) using and immersed in 10 ml distilled water. Samples were divided into three groups for different periods of Ca2+ evaluation (1, 7 and 14 days). The Ca2+ concentration released was measured by a Spectrophotometer (DIRUI DR-7000D). Data obtained were analyzed by Anova.Results: The observations on one day immersion was 3.589 mg/dL, the observation for seven days was 3.736 mg/dL, and for 14 days was 3.850 mg/dL. Statistically p<0.05.Conclusion: Calcium hydroxide prototype released a sustainable amount of Ca2+ up to 14 days with the highest concentration achieved on day 14th.
Uji Kekerasan Resin Komposit Olahan Sendiri dengan Filler Hidroksiapatit dari Tulang Ikan Air Tawar Nina Djustiana; Elin Karlina; Arief Cahyanto; Zulia Hasratiningsih; Rosidah Nurhayati
Jurnal Material Kedokteran Gigi Vol 7 No 2 (2018): JMKG Vol 7 No 2 September 2018
Publisher : Ikatan Peminat Ilmu Material dan Alat Kedokteran Gigi (IPAMAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.301 KB) | DOI: 10.32793/jmkg.v7i2.372

Abstract

Resin composite is one of the restoration materials used in dentistry. The study toward resin composite was being done to improve mechanical properties and the biocompatibilities, one of the ways by using hydroxyapatite filler. State of the aim of this study was to evaluate the hardness number of resin composite with hydroxyapatite filler from fresh water fish bones. The study was true experimental using five samples of resin composites processed with hydroxyapatite filler from fresh water fish bones and five samples of fabricated resin composites (GC Solare P) as a control. Hardness was evaluated using the Vickers microhardness testing machine (Leco). The average hardness number of resin composite processed was 18.384 VHN and resin composite made by factory was 27.952 VHN. The results were analyzed statistically by t independent (α=0.05) and showed significantly difference between resin composite processed with hydroxyapatite filler from fresh water fish bones compared to fabricated resin composite. The conclusion from this study showed that the hardness number of resin composite processed with hydroxyapatite filler from fresh water fish bone is lower than fabricated resin composite.