Kemampuan literasi pada anak merupakan keterampilan dasar yang sangat penting dalam perkembangan pendidikan mereka. Literasi tidak hanya berhubungan dengan kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga dengan keterampilan berpikir kritis dan mengakses informasi dengan baik. Di Desa Tundagan, masalah rendahnya minat baca menjadi salah satu hambatan dalam mengembangkan literasi di kalangan anak-anak. Berdasarkan hasil observasi awal, sekitar 70% anak-anak di desa ini lebih sering menghabiskan waktu dengan gadget daripada membaca buku. Situasi ini diperparah dengan kurangnya minat terhadap Taman Baca Masyarakat (TBM) desa, yang hanya memiliki rata-rata tiga pengunjung setiap bulannya. Dalam rangka mengatasi masalah ini, program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Kuningan bertujuan untuk meningkatkan literasi anak melalui pemanfaatan Taman Baca Masyarakat. Metode yang digunakan dalam program ini adalah PAR (Participatory Action Research), yang meliputi observasi, perencanaan, tindakan, implementasi, monitoring, evaluasi, dan refleksi. Kegiatan dimulai dengan survei kebutuhan masyarakat dan anak-anak, dilanjutkan dengan perizinan, peresmian taman baca, serta pelaksanaan kegiatan dan evaluasi untuk menjaga keberlanjutan program. Hasil yang diperoleh menunjukkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat dan anak-anak, yang tercermin dalam kuesioner yang menunjukkan bahwa 97% merasa puas dan lebih tertarik untuk membaca setelah terlibat dalam kegiatan ini. Dengan pembentukan kepengurusan TBM di desa, keberlangsungan taman baca di Desa Tundagan hingga kini tetap terjaga