This study aims to analyze the role of accreditation as an instrument for strengthening graduate quality, emphasizing both academic excellence and strong religious values. Using a qualitative approach with a literature review method, data were collected from journals, books, educational regulations, and national accreditation documents. The findings show that accreditation encourages educational institutions to systematically improve management quality, learning processes, and school culture. However, the religious dimension is not explicitly reflected in the accreditation instruments, and habituation of religious behavior is not yet a primary indicator in graduate quality assessment. Therefore, this study recommends enhancing the integration of religious values into the accreditation system to foster graduates who are not only intellectually competent but also excel in character and spirituality. Theoretically, this study expands understanding of the relationship between quality assurance systems and character education based on religiosity. Practically, the findings can guide policymakers in designing more holistic accreditation instruments.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan menganalisis peran akreditasi sebagai instrumen penguatan mutu lulusan yang unggul secara akademik dan memiliki landasan nilai religius yang kuat. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur, data diperoleh dari jurnal, buku, regulasi pendidikan, dan dokumen akreditasi Nasional. Hasil kajian menunjukkan bahwa akreditasi mendorong lembaga pendidikan meningkatkan kualitas manajemen, pembelajaran, dan budaya sekolah secara sistematis. Namun, dimensi religius belum secara eksplisit tercermin dalam instrumen akreditasi, dan pembiasaan perilaku religius belum menjadi indikator utama dalam penilaian mutu lulusan. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan penguatan integrasi nilai religius ke dalam sistem akreditasi agar mendorong terciptanya lulusan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga unggul dalam karakter dan spiritualitas. Secara teoretis, penelitian ini memperluas pemahaman tentang hubungan antara sistem penjaminan mutu dan pendidikan karakter berbasis religiusitas. Secara praktis, temuan ini dapat menjadi acuan bagi pengambil kebijakan dalam merancang instrumen akreditasi yang lebih holistik.