Pencahayaan alami bersumber dari cahaya matahari yang bersinar sepanjang tahun. Cahaya alami dalam bidang arsitektur banyak berperan penting terhadap bangunan dan penghuni di dalamnya. Kenyamanan visual merupakan salah satu fungsi dari pengoptimalan pencahayaan alami dalam sebuah rumah, hal ini dapat lihat dari fungsi dan aktivitas dalam sebuah ruangan. Setiap ruangan memiliki fungsi dan aktivitas yang berbeda dan akan memiliki nilai optimal pencahayaan yang berbeda. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pencahayaan alami sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 6197-2020 pada rumah tinggal Mr. AT yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah. Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan pengumpulan data observasi yang kemudian diolah melalui software DIALux Evo untuk mengetahui kuat cahaya pada objek penelitian. Pengolahan data menggunakan DIALux Evo ini diatur pada tanggal 21 Maret 2024 pukul 08.00 dan 16.00 WIB dengan keadaan langit clear sky. Hasil pengolahan data oleh software kemudian dibandingkan dengan Standar Nasional (SNI) 6197-2020 tentang "Konversi Energi Pada Sistem Pencahayaan". Hasil dari simulasi (1) pukul 16.00 WIB menunjukkan bahwa hanya ruang tamu, ruang keluarga dan kamar tidur 1 yang mencapai nilai minimum tingkat pencahayaan alami sesuai SNI 6197-2020; (2) Simulasi pukul 08.00 WIB menujukan bahwa pencahayaan alami seluruh ruang belum memenuhi nilai SNI 6197-2020. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa (1) Faktor yang memengaruhi pencahayaan dalam rumah adalah luas bukaan jendela dan orientasi bangunan; (2) Pencahayaan alami pada rumah tinggal Mr.AT belum memenuhi nilai (SNI) 6197-2020.