Siregat, Akbar
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MODEL NILAI SISTEM AGRIBISNIS PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LANGKAT Pakpahan, Plawer Arimbi; FAUZI, IIF RAHMAT; Lubis, Yusniar; Hasibuan, Syahbudin; Siregat, Akbar; Siregar, Tumpal H.S.
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 43, Nomor 1, Tahun 2025
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v43i1.981

Abstract

Indonesia memiliki luas perkebunan karet yang mencapai 3.676.000 ha, menjadikannya negara dengan lahan perkebunan karet terluas di dunia. Namun, Indonesia masih berada di peringkat kedua sebagai produsen karet alam dunia setelah Thailand. Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, memiliki potensi besar dalam pengembangan pertanian, termasuk karet. Namun, pertumbuhan produksi sawit yang pesat di Kabupaten Langkat mengancam keberlanjutan sektor karet dan dampaknya terhadap ekosistem lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Model Nilai Sistem Agribisnis Petani Karet Rakyat di Kabupaten Langkat. Metode penelitian meliputi analisis Multidimensional Scaling (MDS) untuk mengevaluasi potensi karet agroekonomi dan analisis Multidimensional Scaling – Rapfish (MDS-Rapfish) untuk menilai keberlanjutan agribisnis karet alam pada subsistem input, on-farm, off-farm, output, dan penunjang. Structural Equation Modelling-Partial Least Squares (SEM-PLS) digunakan untuk menganalisis hubungan antara faktor indeks keberlanjutan dan sistem agribisnis karet alam yakni dimensi ekonomi dan sosial, dimensi ekologi serta teknologi dan infrastruktur. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor ekonomi dan sosial memiliki tingkat keberlanjutan yang cukup tinggi (koefisien 0,597 dan p < 0,001), sementara faktor ekologi menunjukkan hubungan negatif yang signifikan terhadap keberlanjutan (koefisien -0,376 dan p < 0,001). Teknologi dan infrastruktur menunjukkan tingkat keberlanjutan yang rendah, dengan koefisien 0,110 dan p = 0,263 untuk teknologi.. Selain itu, dimensi agribisnis, termasuk subsistem input, output, onfarm, offfarm, dan penunjang, juga menunjukkan tingkat keberlanjutan yang kurang memadai. Perlu upaya lebih lanjut dalam pengembangan pertanian karet yang berkelanjutan di Kabupaten Langkat, termasuk perbaikan praktik pertanian, investasi dalam teknologi ramah lingkungan, dan peningkatan infrastruktur dan layanan penunjang