This study explores the communication patterns between service students and their partners in maintaining long-distance romantic relationships, using interpersonal communication theory and communication patterns as the theoretical framework. The study was conducted among social science polytechnic service students, employing qualitative methods with data collection through in-depth interviews, observation, and documentation. The findings reveal that the communication process occurred in three stages: secondary, linear, and circular patterns. In long-distance relationships, communication primarily relies on technology, such as WhatsApp, to maximize time together and discuss external issues. In the linear pattern, problem-solving differed between informants: two pairs of informants resolved issues immediately with their partners, while one pair needed more time, leading to a one-way communication flow. Lastly, the circular pattern was marked by effective communication and interpersonal traits like openness, support, empathy, and equality, which fostered relationship growth. Two informants demonstrated a circular communication pattern, engaging in feedback-driven interactions with their partners. Penelitian ini membahas pola komunikasi yang terjadi pada mahasiswa kedinasan dengan pasangannya dalam mempertahankan hubungan pacaran jarak jauh. Teori yang diterapkan adalah teori komunikasi interpersonal dan pola komunikasi. Peneliti mengambil studi pada mahasiswa kedinasan politeknik ilmu permasyarakatan. Metodologi yang diterapkan metodologi kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Setelah melakukan penelitian, peneliti menarik kesimpulan bahwa proses komunikasi mahasiswa kedinasan dan pasangannya berlangsung secara 3 tahap yaitu pola sekunder, linear dan sirkular. Substansi pesan komunikasi dalam hubungan jarak jauh antara mahasiswa kedinasan dan pasangannya mengandalkan teknologi, seperti WhatsApp dengan memanfaatkan waktu bersama dan berbicara masalah di luar hubungan. Selain itu juga melakukan aktivitas virtual bersama. Tahap berikutnya, pola linear, dalam pola ini penyelesaian masalah antara informan berbeda-beda. Dua pasang informan memilih untuk segera menyelesaikan masalah bersama pasangannya, sementara satu pasang informan membutuhkan waktu untuk menyelesaikan. Hal ini menciptakan pola komunikasi linear, di mana komunikasi berlangsung satu arah tanpa respon dari pasangan. Terakhir, pola sirkular dalam hubungan romantis ditandai komunikasi yang baik dan karakteristik interpersonal seperti keterbukaan, sikap positif, dukungan, kesetaraan, dan empati menjadi dasar perkembangan hubungan informan. Dua informan menerapkan pola komunikasi sirkular, yang melibatkan feedback dalam interaksi mereka dengan pasangan.