Taboo is something that cannot be separated from society. Pamali functions to influence the obedience of the surrounding community. One of the taboos that developed in Sundanese society is forbidden to whistle at night. The short film Ngaheot was chosen because it approaches the problem that today’s young generation tends to ignore their own culture. Therefore, this research aims to find out how the construction of whistle as myth is maintained in the short film Ngaheot. This research uses the concepts of mass communication, film, social reality construction, myth, and Roland Barthes semiotic model. This research uses a qualitative research method using Roland Barthes semiotic text analysis method. The subject of this study are scenes in the film and the objects of this study are scenes or texts that have signs of myth in the film. The results of this study indicate that there is a myth constructed between parents who are considered old-fashioned and young people representing thoughts that follow the generation in the short film Ngaheot. Even though it has entered the modern era, myth still has a role in human life. The purpose of the myth itself is as a form to respect each other. Pamali merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari kalangan masyarakat. Pamali berfungsi untuk memengaruhi ketaatan masyarakat sekitar. Salah satu kepercayaan yang terdapat dalam masyarakat Sunda adalah larangan untuk bersiul di malam hari. Film pendek Ngaheot dipilih karena film ini memiliki pendekatan tentang masalah di mana generasi muda sekarang ini cenderung mengabaikan budayanya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konstruksi siul sebagai pamali yang dipertahankan dalam film pendek Ngaheot. Penelitian ini menggunakan konsep komunikasi massa, film, konstruksi realitas sosial, mitos, dan semiotika model Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis teks semiotika Roland Barthes. Subjek dari penelitian ini adalah adegan-adegan dalam film yang memiliki tanda-tanda konstruksi siul sebagai pamali yang dipertahankan dan objek dari penelitian ini adalah adegan atau teks yang memiliki tanda-tanda mitos dalam film. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat konstruksi mitos antara orang tua yang dianggap kolot dan anak muda mewakili pemikiran yang mengikuti generasi dalam film pendek Ngaheot. Meskipun sudah memasuki era yang semakin berkembang, mitos mengenai pamali masih tetap berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Tujuan dari pamali sendiri adalah sebagai bentuk saling menghormati kepada satu sama lain.