Afrizal, Syawaluddin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DINASTI IKSIDIYAH: DARI BERDIRI SAMPAI RUNTUH Edwy Melinia Rezeky Nurcahyani; Afrizal, Syawaluddin
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 02 (2025): Volume 10, Nomor 02 Juni 2025 publish
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i02.27230

Abstract

Dinasti Iksidiyah adalah sebuah dinasti yang memerintah Mesir dan sebagian Syam dari tahun 935 hingga 969 di bawah naungan Kekhalifahan Abbasiyah. Dinasti ini didirikan oleh Muhammad bin Tughj al-Ikhsyid, seorang perwira Turki yang diberi gelar kehormatan al-Ikhsyid oleh khalifah Abbasiyah atas jasanya dalam mempertahankan wilayah Mesir dari ancaman Fatimiyah. Muhammad bin Tughj berhasil memperkokoh kekuasaan melalui stabilitas ekonomi dan militer, serta memperluas wilayah kekuasaannya hingga Syam. Dinasti ini dikenal dengan kontribusinya dalam bidang intelektual, seperti diskusi keagamaan di masjid, pembangunan pasar buku besar (Syuq Al Waraqin), serta kemunculan ilmuwan terkemuka seperti Abu Ishaq al-Mawazi dan al-Mutanabbi. Namun, setelah wafatnya Muhammad bin Tughj, dinasti mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran. Kepemimpinan yang lemah dari penerusnya, terutama setelah meninggalnya Abu'l-Misk Kafur pada tahun 968, membuat dinasti ini rentan terhadap serangan eksternal. Serangan Fatimiyah yang berulang kali akhirnya berhasil menaklukkan Mesir pada tahun 969 di bawah komando Jenderal Jawhar al-Siqilli. Berakhirnya Dinasti Iksidiyah menandai transisi kekuasaan di wilayah tersebut ke tangan Kekhalifahan Fatimiyah. Dinasti ini meninggalkan warisan berupa bangunan megah seperti Istana al-Mukhtar dan taman Bustan al-Kafuri, namun tidak mampu mempertahankan stabilitas politiknya hingga akhir masa pemerintahan.
SEJARAH SOSIAL PERADABAN ISLAM DINASTI IBN THULUN DARI BERDIRI SAMPAI RUNTUH Maini Wati; Afrizal, Syawaluddin
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 02 (2025): Volume 10, Nomor 02 Juni 2025 publish
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i02.29233

Abstract

The Ibn Tulun Dynasty was the first autonomous dynasty to rule Egypt and its surrounding regions, such as Syria and Hijaz, in the 9th century CE, existing from 868 until its fall in 905 CE. This dynasty was founded by Ahmad ibn Tulun, who was initially appointed as governor by the Abbasid Caliphate but later declared his political independence. The reign of the Ibn Thulun Dynasty was marked by significant advancements in military, political, economic, and architectural fields, including the construction of the city of al-Qata’i and the magnificent Ibn Thulun Mosque. Ahmad ibn Thulun implemented effectiv public policies to maintain political stability and security, strengthen the military, and develop agricultural and trade infrastructure. However, this dynasty only lasted about 38 years due to the lack of a strong national foundation and the inability of its successors to maintain power, ultimately being reclaimed by the Abbasids. This research uses a qualitative descriptive method with literature study to examine the establishment process, development, contributions, and causes of the collapse of the Ibn Tulun Dynasty in the context of Islamic civilization history in Egypt.