Hati, Eka Chayani Mustika
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PELATIHAN PENGENALAN BAHASA ISYARAT DALAM INTERAKSI SETARA MELALUI BUDAYA INKLUSIF DI KOTA SAMARINDA Dwivayani, Kadek Dristiana; Dewi, Alda Puspita; Anisa, Anisa; Hati, Eka Chayani Mustika
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 3 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i3.31872

Abstract

Abstrak: Jumlah gangguan pendengaran menurut data WHO menunjukan lebih dari 1,5 miliar orang atau hampir 20 persen dari populasi global. Kendala komunikasi terjadi pada proses interaksi Teman Tuli karena masyarakat umumnya kurang menyadari dan memahami penggunaan bahasa isyarat. Bahasa adalah alat komunikasi, melalui bahasa isyarat Teman Tuli dapat berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran, informasi dan perasaannya. Selain itu, Teman Tuli memperoleh akses pendidikan dan kesempatan kerja yang sama. Fenomena ini menjadi latar belakang terselenggaranya kegiatan pelatihan pengenalan bahasa isyarat bertema Sign Language Unite Us “Kita Setara: Mengenal dan Belajar Bahasa Isyarat” bagi masyarakat umum di Kota Samarinda. Peserta berjumlah 50 orang dan mitra kegiatan berkolaborasi dengan komunitas IKAT (Komunitas Ikatan Kebersamaan Anak Tuli Samarinda). Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan penggunaan bahasa isyarat Indonesia, sehingga tercipta masyarakat yang lebih inklusif dan setara. Metode pengabdian yang digunakan adalah seminar dan pelatihan praktik bahasa isyarat untuk interaksi sehari-hari. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan melalui wawancara dan obervasi hasil kegiatan pengabdian menunjukan peningkatan pengetahuan dan softskill komunikasi menggunaan bahasa isyarat sebesar 50 persen. Perlu peningkatan praktik sehari-hari dan konsistensi penggunaan bahasa isyarat sehingga terwujud interaksi yang setara dan inklusif.Abstract: According to World Health Organization (WHO) data, over 1.5 billion people, or nearly 20% of the global population, experience some degree of hearing loss. Communication barriers frequently arise in interactions involving the Deaf community due to a general lack of public awareness and understanding of sign language. As a tool for communication, sign language enables Deaf individuals to express their thoughts, emotions, and share information, as well as to access education and employment opportunities on an equal footing. This context provided the basis for a community service initiative in Samarinda City, entitled “Sign Language Unite Us: We Are Equal – Understanding and Learning Sign Language,” aimed at introducing sign language to the general public. The program involved 50 participants and was carried out in collaboration with IKAT (Ikatan Kebersamaan Anak Tuli Samarinda), a local Deaf community organization. The primary objective of this initiative was to increase public knowledge, understanding, and usage of Indonesian Sign Language, thereby fostering a more inclusive and equitable society. The method implemented included a seminar and hands-on training in basic sign language for everyday interactions. Evaluation conducted through interviews and participant observations indicated a 50% improvement in sign language knowledge and communication soft skills among participants. These findings highlight the need for sustained practice and consistent application of sign language to realize inclusive and equal communication in daily life.